Yesus telah tiba pada tahap akhir pelayanan-Nya kepada orang Yahudi. Menyambung ucapan-Nya dalam ayat 23, Yesus kini menjelaskan bagaimana Ia dimuliakan, yakni ketika Ia ditinggikan di salib (ayat 32-33), sesuai Yesaya 52:13. Salib bukanlah pertanda kekalahan, melainkan pemuliaan: kematian Yesus mendatangkan penghakiman kepada dunia yang menolak Dia (Yoh. 12:31) dan keselamatan bagi mereka...
Yohanes kini memberikan evaluasi teologis tentang respons orang Yahudi terhadap Yesus. Ia menggunakan dua kutipan dari Yesaya (ayat 53:1; 6:10) untuk menjelaskan bahwa penolakan orang Yahudi terhadap firman dan terang itu (bdk. 1:10,11) adalah penggenapan nubuat. Kutipan pertama, yang diambil dari Nyanyian Hamba dalam Yes. 53, mengacu bukan hanya kepada penghinaan serta penolakan terhadap...
Yohanes mengakhiri kisah pelayanan Yesus kepada orang banyak dengan merangkum berbagai tema penting yang diuraikan dalam Yoh. pasal 2-11. Pentingnya kata-kata Yesus dalam rangkuman ini ditunjukkan oleh kata "berseru" (bhs. Yun. artinya "berseru dengan suara nyaring") dalam ayat 44. Setiap kali kata ini digunakan dalam Injil Yohanes (lihat 1:15; 7:28, 37), yang hendak ditekankan adalah...
Menyadari saat-Nya sudah tiba untuk kembali kepada Bapa (ayat 1, 3), Yesus memusatkan pelayanan-Nya kepada kedua belas murid-Nya (ayat 13:1-17:26), dimulai dengan tindakan yang melandasi segala sesuatu yang akan terjadi berikutnya dalam hidup Yesus maupun para murid. Yesus membasuh kaki mereka. Inilah ungkapan kasih Yesus yang tiada tara: kasih hingga akhir hayat-Nya (ayat 13:1).
Dalam...
Dengan membasuh kaki mereka, Yesus memperagakan kepada para murid-Nya dua prinsip dasar yang harus mereka pahami, sebelum Ia mengutus mereka untuk meneruskan pekerjaan-Nya setelah Ia kembali kepada Bapa. Pertama, hanya kematian Yesus yang memungkinkan mereka "mendapat bagian" di dalam Dia (ayat 6-10). Kedua, kerendahan hati Yesus menjadi teladan bagi pelayanan mereka terhadap sesama (ayat...
Setelah dua kali menyinggung ada pengkhianat di antara para murid-Nya (ayat 13:10b, 18), kini Yesus menyatakan ada seorang murid-Nya yang akan mengkhianati Dia (ayat 21).
Keseriusan ucapan Yesus ini terlihat dari perkataan yang Ia gunakan. Kata "sesungguhnya," ini menunjukkan Yesus sangat sedih (ayat 16; band. Yoh. 11:33; 12:27). Ia sangat sedih bukan karena takut konsekuensi...
Sampai pembahasan nas ini, pikiran para murid masih belum juga terbuka tentang kematian Yesus di kayu salib. Kematian identik dengan perpisahan. Kematian juga menyatakan adanya jarak tak terseberangi yang tak mungkin dijangkau oleh manusia.
Itu sebabnya, para murid tidak dapat lagi mengikuti diri-Nya. Ini sungguh membingungkan para murid-Nya, yang diwakili oleh pertanyaan Petrus...