Awas! 'Egois Rohani'. Sifat egois nampaknya sulit dipisahkan

Lukas 9:8-36
Minggu Sengsara I

dari kehidupan manusia. Yang lebih menyedihkan, sifat ini
ternyata juga dapat melanda kehidupan kerohanian. Yang penting
aku sudah menerima keselamatan pribadi, yang penting aku sudah
mengembangkan persekutuan pribadi dengan Dia, yang penting
pengetahuanku akan kebenaran-Nya semakin bertumbuh; tidak peduli
dengan Kristen lainnya apalagi dengan non-Kristen.


Keegoisan rohani juga nampak dalam respons Petrus ketika ia
menyaksikan Yesus dimuliakan di atas gunung. Secara spontan ia
menyatakan bahwa ia ingin mendirikan tiga kemah untuk Yesus,
Musa, dan Elia, supaya mereka tidak pergi sehingga Petrus dapat
terus mempunyai pengalaman rohani yang luar biasa secara
pribadi.


Petrus mendapatkan suatu pencerahan untuk memahami misteri
puncak kehidupan manusia, khususnya tentang masa depan manusia
setelah kematian dan peran Yesus di dalam seluruh misteri
tersebut. Hadirnya Musa dan Elia memberikan keyakinan kepada
Petrus bahwa ada "dunia lain" atau "kerajaan kekal". Dunia lain
ini bukanlah sekadar masa depan, namun hadir bersamaan dengan
dunia kita sekarang. Kristus mempunyai 'akses' untuk masuk ke
dalam dunia yang lain. Dan dalam dunia lain ini, waktu dan
perubahan zaman tidak memberikan pengaruh. Ini terbukti dari
hadirnya Musa dan Elia pada saat bersamaan, padahal mereka hidup
dalam abad yang jauh berbeda.


Petrus semakin diperteguh imannya tentang misi Yesus yaitu
mempersembahkan korban penghapus dosa melalui diri-Nya sendiri.
Musa dan Elia mempunyai peran yang sama yaitu melepaskan umat
Allah dari jajahan bangsa lain maupun allah lain, melalui
persembahan korban. Petrus terlalu asyik dengan pengalaman
rohani yang luar biasa ini, sehingga ia lupa akan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai murid Tuhan Yesus. Maka setelah
peristiwa itu, Allah memberikan perintah agar mereka mendengar
Yesus. Pengalaman ini berfungsi mempertegas siapa Yesus dan apa
tugas seorang murid Tuhan Yesus.


Renungkan: Kita pun harus mendengarkan dan melakukan apa yang
pernah Yesus ajarkan secara nyata bagi masyarakat. Korban
persembahan yang Yesus lakukan bukan untuk konsumsi pribadi
Kristen, namun seluruh umat manusia.

Scripture Union Indonesia © 2017.