Mengkritik Pemerintah

Mazmur 58
Minggu 20 sesudah Pentakosta
Bagaimana sikap orang Kristen kepada pemerintah? Rasul Paulus menasihati untuk taat kepada pemerintah karena mereka ditetapkan oleh Allah (Rm. 13:1). Paulus juga menekankan bahwa pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikan rakyatnya (Rm. 13:4). Bagaimana jika pemerintah tidak mengusahakan apa yang baik bagi rakyat?

Daud tidak tinggal diam ketika raja tidak menjalankan kuasanya dengan baik. Dalam mazmur 58, Daud mengajak raja bercermin: ”Sungguhkah kamu memberi keputusan yang adil, hai para penguasa?” (2). Tugas raja adalah mengambil keputusan karena dialah pemimpin tertinggi di kerajaannya. Raja adalah benteng terakhir keadilan, di mana segenap rakyat mengalamatkan permasalahannya. Karena itu, raja dituntut bersikap seadil-adilnya.

Daud juga mengaitkan keadilan dengan kejujuran (2). Itu berarti raja harus bertindak jujur dan berhati bersih. Raja harus tidak berat sebelah dan bersikap terbuka. Keputusan yang diambil raja—yang merupakan wakil Allah—secara moral harus benar. Ketika raja tidak benar, Daud berani memberikan kritik.

Daud percaya bahwa raja merupakan wakil Allah di dunia ini. Sebagai wakil Allah, raja harus bertindak seturut kehendak Allah. Raja tidak boleh menjalankan kuasanya berdasarkan kemauannya sendiri. Kuasa itu dikaruniakan Allah bukan untuk menindas, tetapi untuk menyejahterakan rakyat yang dipimpinnya. Ketika raja tidak menjalankan kehendak Allah, Daud berharap Allah menyatakan keadilan-Nya (7-12).

Bagaimana dengan kita? Panggilan seorang Kristen adalah mendoakan pemerintah dan menjalankan kewajiban sebagai warga negara dengan baik. Dan ketika pemerintah berbuat salah, kita juga dipanggil untuk mengingatkan pemerintah, tentu dengan cara yang benar, santun dan demokratis. Sebagaimana peribahasa: ”Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah.”

Doa: Tuhan, berikan kami kemampuan mengingatkan pemerintah dengan benar. [YM]
Pdt. Yoel M. Indrasmoro
Scripture Union Indonesia © 2017.