Sirik Tanda Tak Mampu

Lukas 11:14-23
Minggu ke-4 sesudah Pentakosta
Orang banyak kagum atas kuasa Yesus yang dapat mengusir setan dan mengusir roh jahat yang membuat orang bisu. Kagum karena yang sembuh akhirnya dapat berkata-kata. Tetapi yang lain berkata, ”Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan!” Pro dan kontra mewarnai insiden penyembuhan orang yang memerlukan kesembuhan.

Sejatinya tindakan Yesus merupakan tindakan yang membebaskan. Orang yang mulanya bisu—tidak bisa mengatakan apa yang dipikirkan dan dirasakan kepada orang lain—sekarang mampu mengutarakan apa yang ada di pikiran dan hatinya. Belas kasihan Yesus mendorong-Nya mengusir roh jahat dari si Bisu.

Bisa jadi si Bisu pun kaget atas apa yang terjadi pada dirinya. Lukas memang tidak menuliskan apakah ada permohonan si Bisu atas keadaannya itu. Kesulitan berkomunikasi jelas menghalanginya untuk dapat memohon kesembuhan.

Persoalannya, ada orang yang tidak bersukacita atas kesembuhan si Bisu. Mereka malah menjadikan peristiwa penyembuhan itu untuk menghakimi Yesus. Mungkin mereka juga heran akan peristiwa itu. Namun, mereka tidak cukup rendah hati untuk mengakui kuasa Sang Guru dari Nazaret. Mereka mencetuskan argumen bahwa Yesus berkolaborasi dengan Beelzebul untuk mengusir roh jahat yang menyebabkan bisu.

Yesus adalah Tuhan yang penuh kuasa. Ia memahami seluruh kebutuhan manusia yang datang kepada-Nya untuk minta disembuhkan. Meskipun penyembuhan terjadi, tak dapat dipungkiri ada orang yang malah mempertanyakan ini dan itu, bukannya menyukuri kehadiran kuasa Allah dalam penyembuhan itu.

Kuasa mukjizat Yesus tetap terjadi hingga kini. Hanya yang iri terhadap kemahakuasaan Yesus, yang menolak kehadiran-Nya karena tidak mampu menandingi kuasa-Nya. Sirik memang tanda tak mampu. Sekalipun tetap ada yang sirik, kita harus berdoa untuk banyak kesembuhan yang Tuhan akan lakukan masa kini.

Doa: Terpujilah kuasa-Mu yang menunjukkan kehadiran-Mu hingga kini. [YM]
Pdt. Yoel M. Indrasmoro
Scripture Union Indonesia © 2017.