Persekongkolan Membunuh Yesus

Markus 14:1-2
Minggu Pra-Paskah 4
Ada peribahasa: ”Bagai musang berbulu ayam”, yang berarti orang jahat yang berpenampilan seolah-olah baik. Ada juga ungkapan: ”Jangan Hidup seperti musang”, artinya orang jahat yang pada siang hari tidak kelihatan, tetapi pada malam hari merayap mencari mangsanya. Tampaknya ungkapan tersebut terlihat dalam kehidupan para imam kepala dan ahli Taurat. Mereka adalah pemimpin agama yang kelihatannya hidup suci dan bersih, ternyata memiliki hati yang busuk dan rencana yang jahat untuk membunuh Yesus.
Bacaan hari ini mencatat bahwa dua hari lagi menjelang Hari Raya Paskah dan Roti Tidak Beragi, para imam dan ahli Taurat sudah mengambil keputusan bahwa Yesus harus dibunuh. Karena itu, mereka mencari cara untuk menangkap dan membunuh Yesus dengan siasat licik.
Hari Raya Paskah dan Roti Tidak Beragi selalu dirayakan bersama-sama. Perayaan Paskah hanya berlangsung sehari, sedangkan Hari Raya Roti Tidak Beragi dirayakan selama tujuh hari (Kel. 12:15; Luk. 22:1). Mereka sepakat bahwa rencana tersebut tidak dilakukan pada waktu perayaan. Mereka menunggu saat yang baik untuk melaksanakan rencana jahat itu. Tentu saja mereka tidak mengerti bahwa mereka tidak dapat menangkap dan membunuh Yesus karena waktu-Nya belum tiba.
Bayang-bayang maut dan salib terus mengintai Yesus selama pelayanan-Nya. Orang-orang jahat di sekitar-Nya merancang kejahatan untuk membunuh-Nya. Dengan tenang Yesus menjalani semuanya dan berjalan menuju jalan salib yang semakin dekat. Jalan Via Dolorosa, yaitu jalan kesengsaraan harus ditempuh-Nya demi keselamatan kita.
Kita sedang berada dalam minggu prapaskah yang mengajak kita untuk merenungkan dan menghayati penderitaan Yesus. Narasi Markus ini merupakan adegan terakhir dari kehidupan dan pelayanan Yesus Orang Nazaret di bumi. Rangkaian peristiwa itu akan menghasilkan penebusan abadi bagi semua orang percaya dan mengajar kita bagaimana bersikap saat mengalami penderitaan hidup.
Jenny Eva
Scripture Union Indonesia © 2017.