Meyakinkan jemaat

2 Korintus 12:11-21

Kita telah melihat bagaimana orang Korintus menganggap rendah Paulus dan rekan-rekannya. Pemberitaan Paulus mengenai Kristus dianggap sebagai suatu kebodohan dan batu sandungan (lihat 1Kor. 1:23). Penderitaan dan kesusahan yang dialami oleh sang rasul dipandang sebagai sesuatu yang rendah dan tidak melambangkan kemenangan rohani (lihat 1Kor. 4:9).


Orang-orang itu sebenarnya adalah rasul-rasul palsu yang sedang mencari pengesahan atas otoritas kerasulannya dengan menantang otoritas kerasulan Paulus dan rekan-rekannya. Untuk menjawab hal itu, Paulus menyatakan bahwa Allah telah memberikan hak istimewa kepadanya untuk menjadi rasul (2Kor. 10:8, 13, 16). Ia juga tidak pernah menjadi beban bagi mereka.


Di ayat 11, Paulus mengingatkan jemaat Korintus bahwa mereka mempertanyakan legitimasi dari kerasulan dan pelayanannya. Namun, ia menyatakan bahwa pelayanannya tidaklah lebih rendah bila dibandingkan dengan pelayanan rasul-rasul yang berada di wilayah itu. Meski demikian, Paulus menyadari bahwa sesungguhnya ia bukan siapa-siapa. Kerasulannya diperoleh sebagai anugerah dari Tuhan, bukan karena kelayakan sebagai hasil usahanya sendiri. Paulus kemudian menyatakan bahwa Allah telah melakukan tanda-tanda, mukjizat-mukjizat, dan kuasa-kuasa melalui dirinya saat ia melayani di tengah jemaat Korintus (12). Mereka sendirilah yang telah menjadi saksi atas semua itu. Selain itu, penolakan Paulus untuk menerima dukungan guna membiayai hidupnya (1Kor. 9:3-5), jangan dipandang sebagai alasan untuk menolak kerasulannya.


Menjadi hamba Tuhan tidak semudah yang dilihat mata. Mungkin kita mengira bahwa tugasnya hanyalah berkhotbah. Namun sesungguhnya hamba Tuhan sendiri harus "bertarung" dengan berbagai pengajaran yang berusaha mencengkeram pemikiran umat yang dia layani. Dia harus melindungi umat Tuhan dari berbagai ajaran sesat. Karena itu, berdoalah bagi hamba Tuhan yang melayani kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.