Duri dalam daging

2 Korintus 12:1-10

Paulus telah dituduh tidak rohani. Mereka yang menuduh Paulus demikian adalah mereka yang menyebut diri mereka rohani (lihat 1Kor. 4:6-10; 5:2; 8:1; 12:20-25; 14:37-38). Mereka itu adalah rasul dan nabi palsu. Mereka juga mengaku telah menerima penglihatan dan penyataan.


Paulus sendiri sebenarnya telah menerima penglihatan dan penyataan dari Allah disepanjang hidupnya. Hal itu telah dicatat oleh Lukas dalam Kisah Para Rasul (lihat Kis. 9:12; 16:9-10; 18:9-10; 22:17-21; 23:11; 27:23-24). Paulus juga berbicara tentang penglihatan mengenai Kristus yang bangkit karena hal itu memainkan peranan penting dalam pengalaman pertobatannya. Pengalaman itulah yang membuat dia layak disebut rasul (lihat Kis. 1:22; 1Kor. 9:1).


Akan tetapi, Paulus tidak mau orang menilai dirinya berdasarkan penglihatan-penglihatan rohani spektakuler yang tidak dapat dibuktikan oleh siapapun. Sebaliknya, ia ingin jemaat Korintus menilai dirinya hanya berdasarkan apa yang mereka lihat dan dengar dari pengajaran dan kehidupannya (6). Oleh karena itu, Paulus berbangga bukan atas pengalaman penglihatan yang spektakuler itu, melainkan atas kelemahannya (5).


Di ayat 7, Paulus menyebutkan "duri dalam daging", yang ia dapat setelah ia mengalami penglihatan yang luar biasa. "Duri" ini bertujuan agar dia tidak memegahkan dirinya. Sehingga saat dia menulis, dia bukan berbicara tentang dirinya sebagai rasul besar, tetapi sebagai hamba Kristus. Ini penting supaya tidak ada orang yang menganggap dirinya sebagai manusia super.


Sebenarnya, Paulus telah tiga kali berseru kepada Tuhan agar duri itu boleh diambil dari dirinya. Namun, Tuhan tidak mengambil "duri" tersebut. Tuhan justru membiarkannya, agar Paulus tidak meninggikan diri dan bergantung pada kasih karunia Kristus semata. Justru dalam kelemahan, kuasa Tuhan semakin sempurna (8-10).


Dalam diri kita pun, ada kelemahan-kelemahan yang Tuhan izinkan ada di situ. Tujuan-Nya, agr kita semakin bersandar pada anugerah-Nya. Dengan demikian, nama Tuhan saja yang dipuji dan dimuliakan.

Scripture Union Indonesia © 2017.