Hamba Tuhan otoriter

2 Korintus 11:7-21

Paulus menghadapi tuduhan palsu. Kerasulannya diragukan karena ia telah menolak tunjangan dari jemaat Korintus. Disini Paulus memberikan pembelaannya.


Paulus menyatakan ketulusan motivasinya dalam hal memberitakan Injil. Ia melakukannya dengan cuma-cuma, bukan karena uang (7). Ketika ia melayani jemaat Korintus, ia tidak mau menerima tunjangan dari mereka. Yang ia mau terima adalah bantuan dari jemaat Filipi (8-9). Namun sayang, hal ini disalahmengerti oleh jemaat Korintus. Sebenarnya, Paulus bertindak demikian karena ia tidak mau menjadi beban bagi jemaat Korintus. Tujuannya adalah agar ia bebas memberitakan Injil tanpa terikat oleh pemberian jemaat. Dengan demikian, ia dapat dengan leluasa menegur, mengasihi, dan menguatkan mereka sesuai firman Tuhan (10-11). Lalu mengapa Paulus mau menerima bantuan dari jemaat Filipi? Karena ia tidak sedang melayani mereka. Dengan demikian ia bebas, tidak terikat oleh apa pun ketika menerimanya.


Selanjutnya Paulus mengemukakan perbedaan antara dirinya sebagai rasul Kristus bila dibandingkan dengan para guru Yahudi (12-15). Paulus menyebut mereka sebagai rasul-rasul palsu yang menyamar, seperti Iblis yang bisa menyamar sebagai malaikat terang. Paulus berharap agar jemaat menyadari tipu daya mereka yang telah begitu memikat jemaat Korintus. Akibatnya, mereka tetap sabar meski diperhamba, dihisap, dikuasai, diperlakukan secara angkuh, dan bahkan ditampar oleh rasul-rasul palsu tersebut (16-20).


Sayangnya, banyak orang yang senang berada di bawah pimpinan hamba-hamba Tuhan yang bersikap otoriter seperti itu. Mereka merasa diperhatikan. Selain itu, ada aturan yang tegas yang dapat mereka ikuti. Padahal Kristus sendiri tidak bersikap otoriter. Ia memberikan kemerdekaan kepada para pengikut-Nya. Maka jangan mudah terpukau terhadap orang yang mengakui diri sebagai hamba Tuhan, tetapi bersikap otoriter. Seorang hamba Tuhan seharusnya bersikap lemah lembut dalam membangun dan menegur jemaat.

Scripture Union Indonesia © 2017.