Pentakosta

Kisah Para Rasul 2:1-13

Pada hari Pentakosta (Hari raya Tujuh Minggu atau Penuaian), semua pengikut Kristus berkumpul di suatu ruangan di Bait Suci untuk berdoa sambil menantikan turunnya Roh Kudus. Sesuai dengan janji Tuhan dan nubuat Yoel (Yl. 2:28-29), Roh Kudus turun memenuhi kira-kira seratus dua puluh orang yang hadir pada waktu itu (lihat Kis. 1:15). Roh Kudus hadir dengan tanda-tanda yang dapat didengar, dilihat, dan dirasakan oleh orang percaya yaitu suatu bunyi seperti tiupan angin keras dan lidah-lidah seperti lidah api. Kedua tanda ini mau menunjukkan bahwa Roh Kudus akan memberikan kuasa, dorongan, dan semangat kepada orang percaya untuk menjalankan hidup dan melayani Tuhan.


Mereka semua penuh dengan Roh Kudus dan mendapat karunia untuk berkata-kata dalam bahasa lain yang tidak pernah mereka pelajari sebelumnya. Namun, para peziarah pada waktu itu bisa memahaminya (ini sangat berbeda dengan bahasa Roh yang dibicarakan Paulus dalam 1 Korintus 12 dan 14). Oleh karena itu, orang-orang Yahudi yang taat, baik setempat maupun diaspora serta para penganut agama Yahudi yang berbahasa Yunani, Arami, dan bahasa daerah lainnya, menjadi terheran-heran. Sebab para rasul yang berasal dari Galilea, dapat menaikkan pujian tentang perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Allah dalam bahasa masing-masing para peziarah tersebut (9-11). Bahkan ada yang menuduh mereka sedang mabuk oleh anggur. Padahal mereka penuh dengan Roh Kudus (bdk. Ef. 5:18) yang (akan) mengubah hidup dan memberikan keberanian kepada para rasul untuk bersaksi dan memberitakan Injil.


Roh Kudus yang sama juga memenuhi hidup kita ketika kita percaya kepada Yesus. Ikutilah gerakan-Nya, niscaya Ia pun memberikan semangat dan keberanian yang menyala-nyala untuk bersaksi dan memberitakan Injil.

Scripture Union Indonesia © 2017.