Kesiapan sebagai wujud kesetiaan

Matius 25:1-13

Apa yang membedakan lima gadis bodoh dan lima gadis bijaksana yang dipakai Yesus dalam perumpamaan ini? Apakah lima gadis bijaksana lebih tahu kapan sang mempelai laki-laki datang? Apakah karena mereka tidak tertidur? Apakah mereka membawa pelita yang lebih baik dibanding yang lainnya? Ternyata tidak! keduanya sama-sama tidak tahu kapan mempelai itu datang. Mereka sama-sama tertidur (5); Mereka sama-sama setia menanti kedatangan sang mempelai; sama-sama kaget ketika mendengar mempelai datang (6-7). Pelita yang dibawa kelima gadis bijaksana sama saja dengan pelita yang dibawa kelima gadis lainnya. Lalu apa yang membedakannya? Kelima gadis bijaksana tidak hanya membawa pelita mereka, tetapi mereka juga mempersiapkan minyak tambahannya.


Peristiwa penyambutan mempelai laki-laki bukanlah sesuatu yang asing bagi mereka. Mereka tahu bahwa sang mempelai laki-laki akan datang di malam hari, tetapi waktu kedatangannya tersebut tidak diketahui. Mereka tahu bahwa ada kemungkinan mempelai laki-laki datang cepat, tetapi bisa juga datang lebih lambat. Sebagai orang yang sudah tahu akan situasi seperti ini, pasti akan dengan bijaksana mempersiapkan minyak tambahan yang dibutuhkan agar ketika sang mempelai datang, pelita mereka tetap menyala. Tidak demikian dengan kelima gadis yang bodoh itu. Mereka disebut bodoh bukan karena mereka tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman menanti kedatangan sang mempelai. Mereka tahu, tetapi mereka tidak menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Persiapannya hanya ala kadarnya dan bukan persiapan yang terbaik.


Tak seorang pun tahu kapan Tuhan datang. Yang kita tahu adalah Tuhan pasti datang. Kesiapan diri yang baik dalam menyambut kedatangan Tuhan adalah cermin dari kesetiaan. Hanya menantikan dengan setia dalam arti sabar menanti dan tidak mempersiapkan diri dengan baik adalah sia-sia. Kesetiaan perlu diwujudkan dalam sikap hidup yang konkret. Bukankah kita ingin seperti lima gadis bijaksana yang masuk ke dalam pesta perjamuan Tuhan?

Scripture Union Indonesia © 2017.