Transfigurasi Yesus

Matius 17:1-13

Setelah pengakuan Petrus tentang Yesus, enam hari kemudian Yesus
membawa ketiga murid inti (ayat 1) ke atas gunung untuk berdoa
pada malam hari (menurut Luk. 9:29,32). Pada saat itu,
murid-murid menyaksikan transfigurasi Yesus, yaitu penampakan
kemuliaan Yesus disertai pemunculan Musa yang mewakili hukum
Taurat dan nabi Elia yang mewakili para nabi. Ini untuk
meneguhkan misi penyelamatan Yesus di kayu salib yang harus Ia
laksanakan dan genapi di Yerusalem (lih. Luk. 9:31).


Pengakuan Petrus di Kaisarea Filipi diikuti oleh penampakan
kemuliaan Yesus. Ini adalah permulaan dari puncak kemuliaan yang
akan dinyatakan di kayu salib dan kemuliaan yang akan Ia terima
kembali di sorga. Selain itu ada deklarasi Allah Bapa atas Yesus
sebagai Anak yang Ia kasihi dan diperkenan-Nya. Secara
keseluruhan ini memantapkan hati Yesus untuk menempuh jalan
salib yang penuh penderitaan di Yerusalem.


Keadaan yang begitu mulia dan menakjubkan membuat Petrus secara
spontan menawarkan untuk mendirikan kemah. Ia dan teman-temannya
ingin menikmati suasana yang begitu indah dan mulia itu terus
menerus bersama Yesus, Musa, dan nabi Elia. Namun kehadiran
Allah dan suara-Nya menyadarkan mereka bahwa iman dan
pengharapan mereka harus senantiasa ditujukan kepada Yesus yang
lebih besar dari kedua tokoh PL tersebut. Yesus adalah
penggenapan hukum Taurat dan nubuat para nabi. Namun Yesus
melarang mereka untuk memberitahukan penglihatan tersebut
sebelum kebangkitan-Nya karena pengharapan orang Israel akan
Mesias bersifat politis.


Yesus telah menyatakan kemuliaan-Nya di atas kayu salib dan sekarang
tinggal dalam kemuliaan di sorga. Waktu kita mendekatkan diri
pada-Nya dalam saat teduh kita, nikmat suasana transfigurasi
kita alami. Namun hal ini tidak boleh membuat kita lupa akan
kenyataan dan panggilan kita untuk bekerja dan melayani sesama
menjadi berkat.

Scripture Union Indonesia © 2017.