Tanda zaman dan ragi

Matius 16:1-12

Ada orang, yang karena profesi atau pengalamannya, dapat membaca
keadaan cuaca. Namun tidak semua orang dapat membaca tanda-tanda
zaman.


Orang Farisi dan orang Saduki adalah dua kelompok yang sebenarnya
berbeda dalam keyakinan. Mereka menuntut tanda ajaib dari Yesus
sebagai bukti bahwa Ia berasal dari Allah (hal ini telah diminta
oleh ahli Taurat dan orang Farisi dalam Mat. 12:38-42). Ironis,
mereka meminta tanda, padahal Allah terus menyatakan tanda-tanda
kepada mereka melalui kedatangan Yesus dan mukjizat yang Dia
lakukan, yang membuktikan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Niat
mereka yang jahat, kemunafikan, dan ketidaksetiaan mereka kepada
firman Tuhan membuat Yesus menolak permintaan mereka, selain
menunjuk kepada tanda nabi Yunus yang telah Dia sebut (Mat.
12:38-42). Pertama ialah tanda Yunus yang melambangkan Yesus
yang mati dan bangkit. Kedua ialah pemberitaan Yunus yang
mendatangkan pertobatan bagi orang-orang Niniwe. Namun mereka
tidak menerima Yesus sebagai Anak Allah yang diutus oleh Bapa.
Mereka benar-benar buta rohani. Bukan hanya tidak dapat melihat
tanda nabi Yunus, tetapi juga tidak memahami tanda yang telah
ditunjukkan Allah dalam diri Yesus sebagai Mesias yang
dijanjikan. Padahal saat itu Ia ada di tengah-tengah mereka,
menyampaikan berita yang berasal dari Allah.


Kebutaan rohani, kejahatan, dan ketidaksetiaan kepada firman dari
para pemimpin Yahudi itu membuat Yesus mengingatkan para
murid-Nya agar berhati-hati terhadap ragi. Yaitu pengajaran yang
tidak berdasarkan kebenaran firman karena berasal dari tradisi
buatan manusia. Mereka penuh kemunafikan karena mereka sendiri
tak mau melakukannya.


Berbeda dengan mereka, kita harus menerima Yesus yang sudah mati dan
bangkit agar kita boleh hidup bagi Allah. Di samping itu, kita
tidak boleh terpikat oleh ajaran yang tidak jelas kebenarannya.
Sebaliknya harus mengujinya agar kita tetap teguh berdiri dalam
kebenaran firman Tuhan.

Scripture Union Indonesia © 2017.