Dengar firman dan lakukan!

Lukas 8:16-21

Seorang guru pasti berkeinginan membagi ilmu yang dimilikinya dengan
murid yang dia ajar. Untuk itu ia akan mencari cara terbaik agar
muridnya dapat memahami pelajaran yang dia berikan. Begitu pula
dengan Yesus, Sang Guru. Banyak cara yang Dia pakai untuk
menolong para murid memahami kebenaran. Misalnya dengan memakai
perumpamaan. Perumpamaan, dalam pengajaran-Nya, tidak
dimaksudkan-Nya untuk menjadi tudung yang menyembunyikan terang.
Sebaliknya, justru seperti tiang tempat menggantungkan lampu
supaya terangnya bisa bersinar semakin luas. (16)


Walaupun bagi sebagian orang, pengajaran Yesus sulit dimengerti
tetapi itu bukan karena perumpamaan yang dipakai Yesus, melainkan
karena mereka tidak memiliki pengertian. Memang ada kemungkinan
bahwa kebenaran itu suatu saat tersembunyi dan orang tidak dapat
memahaminya, namun akan ada masanya kebenaran itu disingkapkan
(17). Dalam menantikan masa itu, hendaknya orang belajar memahami
kebenaran sebaik-baiknya dan hidup di atas kebenaran itu. Karena
jika orang menerima dan melakukan kebenaran maka Tuhan akan
menyatakan kebenaran lebih banyak lagi kepada orang tersebut. Ia
menghargai orang yang demikian karena dianggap memiliki pertalian
dengan-Nya (21). Sebaliknya, jika orang tidak mendasarkan hidup
di atas kebenaran maka orang itu akan kehilangan kepekaan dan
kebutuhan akan kebenaran. Bila demikian yang terjadi maka iman
pun tidak akan bertumbuh!


Tentu gambaran pertamalah yang kita inginkan terjadi dalam kehidupan
kita, yakni menjadi orang yang dihargai Tuhan. Namun untuk
menjadi seperti itu, tidak cukup hanya dengan melakukan aktivitas
rohani. Kita perlu memiliki hati yang reseptif, yaitu hati yang
terbuka dan tanggap.


Camkan: Apa gunanya berdoa dan membaca firman Tuhan berjam-jam
kalau tidak memiliki hati terbuka terhadap suara Tuhan? Mendengar
firman saja tidak cukup! Perlu ketaatan!

Scripture Union Indonesia © 2017.