Respons menentukan akhir

Lukas 8:1-15

"Ikut arus" dipakai juga sebagai istilah bagi orang yang cari aman
dengan tidak mau menentukan sikap sendiri. Seolah dengan bersikap
demikian, ia tidak akan dituntut pertanggungjawaban. Namun orang
yang pernah mengalami kuasa Tuhan atau mendengar suara Tuhan
tidak bisa bersikap seperti itu. Harus ada respons pribadi!


Perempuan-perempuan yang bersama Yesus pada waktu itu adalah
orang-orang yang telah mengalami kuasa Yesus. Respons mereka
terhadap Yesus dinyatakan dengan melayani rombongan-Nya yang
sedang berada dalam perjalanan pelayanan (1-3).


Lalu melalui perumpamaan seorang penabur, Yesus mengungkapkan bahwa
respons orang terhadap firman-Nya tidaklah sama. Yang dimaksud
adalah bagaimana orang memberi kesempatan kepada benih firman
untuk bertumbuh dan berbuah dalam hidupnya. Akan terbukti
kemudian bahwa dalam hati beberapa orang benih firman tidak
pernah mendapat kesempatan untuk berkecambah (5, 12). Di hati
orang yang lain pertumbuhan benih firman terhalang karena mereka
tidak dapat tabah serta mudah goyah oleh pencobaan (6, 13). Ada
juga hati orang yang dipenuhi kekuatiran atau kekayaan dan
kenikmatan hidup. Akibatnya, benih firman Tuhan terhimpit (7, 14)
padahal sebelumnya ada potensi untuk berbuah. Meskipun demikian,
masih ada orang yang merespons firman Tuhan lalu menaatinya. Ia
tekun, karena itu imannya bertumbuh dan menghasilkan buah (8,
15).


Kalau diminta memilih maka kita tentu ingin memiliki respons yang
positif dari hati yang baik dan iman yang berbuah. Tetapi respons
semacam itu bukan terjadi begitu saja tanpa melewati tantangan
atau pencobaan. Justru karena memiliki ketahanan dan keteguhan
iman dalam menghadapi semua itu maka iman jadi bertumbuh serta
berbuah.


Renungkan: Respons kita terhadap Tuhan teruji melalui semua
kesulitan dan kesenangan hidup yang kita alami agar iman kita
bertumbuh dan berbuah.

Scripture Union Indonesia © 2017.