Penderitaan, pengharapan, keselamatan

Roma 8:18-30

Hiburan apakah yang dapat menguatkan orang Kristen yang sedang
menderita berat karena imannya? Ketika Paulus menulis surat ini,
sebagian besar orang percaya di kota Roma, sedang atau akan mengalami
penderitaan dahsyat. Paulus sendiri berulangkali mengalami
penderitaan. Maka nasihat yang ia berikan ini bukan omong kosong,
tetapi prinsip teologis penting yang teruji.


Paulus tidak menghadapi penderitaan dengan menyang-kali faktanya
atau mengelakkannya. Orang Kristen yang setia kepada Kristus dan
kehendak-Nya pasti harus menanggung berbagai bentuk penderitaan.
Penderitaan tidak untuk dihindari, tetapi dihadapi dengan kebenaran
firman. Dengan cara itu orang Kristen beroleh kekuatan yang membuat
mereka dapat bertahan secara kreatif. Kebenaran apa yang Paulus
bukakan? Kreatif seperti apa yang dimungkinkan Allah bagi orang
Kristen yang sedang menderita?


Fakta penderitaan kini harus dihadapi dengan fakta kemuliaan kelak
yang akan Tuhan nyatakan bagi anak-Nya (18). Sedahsyat segelap apa pun
penderitaan yang kita alami dan kekelaman perasaan yang
diakibatkannya, tidak dapat dibandingkan dengan perjumpaan kita dengan
Tuhan kelak dan fakta kita akan bersama-Nya kekal. Penderitaan dapat
menjadi alat Tuhan mengobarkan pengharapan iman yang kreatif. Tema ini
sudah Paulus uraikan sebelumnya (Rm. 5:3-5), dalam kasih karunia kita
jalani penderitaan agar tumbuh ketekunan, tahan uji, pengharapan.
Harapan itu lebih penuh lagi sebab seluruh alam semesta yang telah
dirusak dosa ini pun kelak akan dimurnikan dari dosa (Rm. 8:21-23).
Paulus juga mengingatkan kekuatan itu datang bukan hanya dari
berpegang pada konsep kebenaran, tapi dari Roh Kudus. Roh kekudusan
dan kekuatan dari Allah menjadi Penghibur, Penopang, Penasihat. Ia
pendamping dan rekan doa tepercaya sepanjang kita menjalani dunia
nestapa ini (26-27).


Renungkan: Firman dan Roh sumber penghiburan dan kekuatan
kekal dalam penderitaan sementara kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.