Waspadai tawaran

Yosua 9:1-27

Ada yang mengatakan, bola di depan kaki tidak selalu harus kita
tendang, bisa juga dilewati, atau dipungut dan ditaruh di rak bola.
Artinya perlu bijaksana dan prinsip dalam menangani segala sesuatu di
depan kita, termasuk kesempatan baik.


Bijaksana itulah yang terlewatkan oleh Yosua dan tua-tua bangsa
Israel dalam menangani bangsa Gibeon. Penduduk Gibeon yang takut
ditumpas habis oleh Israel menggunakan akal mereka untuk menyelamatkan
diri. Dengan cerdik dan licik menampilkan diri begitu lusuh seolah
dari perjalanan jauh, mereka datang pada Yosua dan bangsa Israel.
Mereka menawarkan hal yang seolah amat baik: janji persahabatan dan
sumpah tidak akan menumpas seorang pun dari bangsa Gibeon (3-6, 9-14).
Yosua dan para pemimpin Israel terkecoh. Tanpa waspada dan bertanya
kepada Tuhan, mereka mengikat janji persahabatan dengan bangsa Gibeon
(15). Dalam sekejap, keputusan itu menimbulkan sungut-sungut segenap
umat kepada pemimpin. Dalam jangka panjang akibatnya amat buruk, yaitu
terjadilah kawin dan mengawinkan antara umat Israel yang kudus dengan
penduduk Kanaan yang membawa umat Israel beribadah kepada dewa dewi
Kanaan (Hak. 3:6).


Sebagian besar kita tidak sulit menolak sesuatu yang jelas-jelas
jahat. Kesulitan memilah mana yang berkenan atau tidak bagi Tuhan
justru muncul di antara pilihan yang tampak baik semuanya. Akibatnya,
banyak dari kita berprinsip, apa pun yang baik boleh diterima atau
dikerjakan. Bahkan sering kita melakukannya tanpa merasa perlu
bertanya kepada Tuhan dengan dalih menggunakan akal budi yang Tuhan
berikan. Akibatnya kita sering terjebak tidak lagi melayani Tuhan.
Kita terjerat aneka kebaikan semu yang disuguhkan si jahat dan tidak
mengerjakan apa yang justru terbaik yang dikehendaki Tuhan.


Camkan: Jangan pernah lupa bertanya kepada Tuhan dalam setiap
keputusan hidup Anda, seremeh apa pun tampaknya!

Scripture Union Indonesia © 2017.