Berpaut terus pada firman

Mazmur 119:155-176

Penutup mazmur ini agak sedikit membingungkan, "Aku sesat seperti
domba yang hilang, carilah hamba-Mu ini." Bukankah seluruh isi mazmur
ini penuh ungkapan pujian syukur, keyakinan, keluhan dan permohonan
serta bertubi-tubi pernyataan kesetiaan pemazmur dalam mengikut Tuhan?
Bahkan di ayat 110, pemazmur tegas berkata, "...tetapi aku tidak sesat
dari titah-titah-Mu."


Permohonan yang menutup rangkaian panjang Mazmur ps. 119 ini,
sebenarnya merupakan pengakuan kerendah-hatian pemazmur. Walaupun
selama ini ia telah mempertahankan hidup taat dan setia terhadap
firman Tuhan, tekanan yang bertubi-tubi dari pihak musuh dapat saja
membuat ia lemah dan tidak mawas diri sampai dosa kesombongan
menjeratnya jatuh.


Dengan pengakuan yang merendahkan hati seperti itu, pemazmur hendak
mengingatkan kita semua agar waspada terhadap segala tipu daya yang
dapat membawa kita keluar dari menikmati firman Tuhan. Kita harus
melawan dan sedikit pun tidak boleh menyerah terhadap hujatan orang
yang meremehkan firman Tuhan sebagai tidak relevan untuk hidup ini.
Sebaliknya, kita harus ikrarkan tekad untuk mengiring Tuhan senantiasa
sehingga kita dapat menikmati hadirat-Nya lewat persekutuan dalam
firman-Nya (162-167). Kita harus terbuka di hadapan Tuhan agar firman-
Nya senantiasa mengoreksi hidup kita (168).


Dua hal bisa kita lakukan dengan meneladani pemazmur. Pertama, kita
tidak boleh lengah. Jangan sedikit pun kita biarkan fokus kita beralih
dari Tuhan kepada dunia. Kedua, kita harus selalu terbuka kepada
teguran firman Tuhan. Siap berpaling dari pelanggaran yang sudah
disingkapkan oleh firman dan terimalah perbaikan dari Tuhan Yesus,
agar kita menjadi lebih sempurna dalam ketaatan dan kesetiaan pada
firman-Nya.


Responsku:
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

Scripture Union Indonesia © 2017.