Firman dan iman yang aktif

Mazmur 119:45-66

Di tengah-tengah penentangan dan perlawanan dari dunia, iman Kristen
sering kali menjadi terpojok. Iman dianggap tidak lebih dari menjaga
diri agar tidak tercemar dosa. Kekudusan lebih dihayati sebagai sikap
bertahan bukan sikap mempengaruhi. Hal itu sangat mungkin terjadi
karena pemahaman sempit akan firman Tuhan. Firman Tuhan dianggap hanya
berkuasa untuk mengatur aspek rohani dalam kehidupan seseorang bukan
berotoritas penuh dan utuh atas keseluruhan hidupnya.


Pemazmur mengenal Tuhan yang firman-Nya berkuasa atas semua manusia
dan berdaulat atas setiap aspek dari kehidupan umat-Nya. Itu sebabnya,
pemazmur berdiri tegak menegur para pemimpin yang lalim (46). Ia
berani menyingkapkan kemarahan kudusnya kepada orang fasik (53), yang
hidup melawan Tuhan dan firman-Nya. Teladan pemazmur ini mendorong
kita untuk berteguh tekad, tidak surut terhantam hujatan orang berdosa
(51, 61). Seperti pemazmur, kita mampu dengan mantap tetap berpegang
pada firman Tuhan dan bersukacita di dalamnya (47, 50, 52, 54). Hidup
kudus memang berarti menjaga langkah hidup seirama dengan petunjuk-
petunjuk-Nya secara teratur (55, 59, 62), dan memelihara ketaatan pada
firman-Nya dalam persekutuan dengan sesama anak Tuhan (63). Akan
tetapi, firman yang direnungkan itu tidak berhenti sampai di situ.
Firman Tuhan memberikan hikmat serta menjadikan anak-anak Tuhan bijak
dan cerdas menjawab tantangan dunia dan menang terhadapnya (66).


Kita tidak boleh membiarkan kehidupan iman kita terkurung dalam
sikap mengasihani diri sendiri. Sikap demikian hanya akan melumpuhkan
kesaksian hidup kita karena kita membungkamkan kebenaran Tuhan yang
seharusnya kita kumandangkan di dunia milik Tuhan ini.


Camkan: Hanya dengan menjadikan firman Tuhan sumber dan
pedoman hidup, hidup akan memancarkan terang Tuhan yang mengenyahkan
pekatnya kehidupan dunia berdosa.

Scripture Union Indonesia © 2017.