Perlakuan manusiawi

Keluaran 21:1-11

Orang Kristen dipanggil untuk menyatakan kualitas hidup yang berbeda
dari orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Salah satu perbedaan
itu adalah cara orang Kristen memperlakukan sesama manusia.


Umat Israel yang baru saja lepas dari perbudakan Mesir dituntut untuk
berlaku manusiawi kepada budak yang akan mereka miliki kelak.
Budak-budak yang dimaksud adalah sesama mereka yang mungkin karena
kesulitan hidup tertentu menjual diri untuk melunasi hutang
mereka. Para budak itu bekerja selama enam tahun, namun pada tahun
ketujuh ia harus dibebaskan tanpa ikatan apa pun. Para budak itu
berhak membawa apa saja miliknya semasa ia menjadi budak, tetapi
ia tidak boleh membawa barang yang bukan miliknya (ayat 3-4).


Perlakuan manusiawi majikan akan memberi keuntungan ganda bagi dirinya
sendiri, yaitu si budak akan bekerja lebih giat bagi dia bahkan si
budak mungkin memilih untuk mengabdi selamanya kepada tuannya
(ayat 5). Budak perempuan harus ekstra dilindungi. Ia tidak boleh
dijual kepada bangsa asing (ayat 8b). Harus ada penebus agar budak
perempuan memiliki status jelas sehingga ia tidak dapat diganggu
oleh orang-orang yang bermaksud jahat terhadapnya (ayat 8).
Demikian juga ketika sang majikan memberikan budak perempuan itu
menjadi istri anaknya, ia berkewajiban melindungi budak itu agar
mendapatkan hak-haknya sebagai anggota keluarga, baik yang
bersifat jasmani, maupun sosial kemasyarakatan (ayat 10).


Memang zaman sekarang tidak ada lagi perbudakan. Namun, sikap
memperbudak orang lain masih dapat dijumpai melalui cara seseorang
mempekerjakan dan membayar gaji orang yang bekerja padanya.
Sikap-sikap tidak manusiawi ini tidak boleh dilakukan orang
Kristen. Sebagai murid Kristus, kita dipanggil untuk menyatakan
kasih kepada semua orang tanpa membeda-bedakan status.


Responsku:
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________

Scripture Union Indonesia © 2017.