Berapa harga nyawa Anda?

Matius 27:1-10


Uang dapat membuat manusia silau, juga bisa membuatnya gelap
mata sehingga menghalalkan berbagai perbuatan nista dan keji
untuk mendapatkannya. Yudas yang serakah akan uang (Yoh. 14:4-6)
dan yang kecewa bahwa pengharapan mesianis duniawinya tidak
sesuai dengan misi Yesus, menjual Yesus seharga 30 keping perak.
Nilai 30 keping perak sama dengan upah makan 120 hari seorang
pegawai pada zaman ini. Sungguh suatu penghinaan sebab nyawa
manusia mana pun tidak dapat dinilai dengan uang. Namun,
penghinaan ini justru menegaskan betapa mahalnya pengurbanan
Yesus, yang adalah Pencipta langit dan bumi.


Yudas menyesali perbuatannya setelah dia tahu bahwa Yesus akhirnya
dijatuhi hukuman mati (ayat 3). Dia juga sadar telah berdosa
karena menyebabkan seseorang yang tidak bersalah menanggung
hukuman (ayat 4). Yudas sangat menyesal dan berusaha menutupi
rasa bersalahnya dengan mengembalikan 30 keping perak tersebut
(ayat 5). Namun, penyesalannya terlambat! Juga tidak membawa dia
kepada pertobatan karena ia tidak mencari pengampunan Tuhan
melainkan mencoba mengatasi rasa bersalahnya dengan bunuh diri
(ayat 5).


Semua yang terjadi pada Yesus ini adalah penggenapan nubuat
penyelamatan di PL. Dalam kedaulatan-Nya, Allah telah menjadikan
dosa manusia sebagai alat perwujudan kasih karunia-Nya. Ini
tidak berarti pembenaran terhadap perbuatan dosa Yudas. Ia tetap
harus bertanggung jawab di hadapan Allah. Apa yang Yudas lakukan
masih dapat terjadi pada masa kini. Misalnya, jika kita menjual
identitas Kristen kita demi hal-hal seperti kedudukan,
keuntungan, kenikmatan, dlsb. Kita perlu waspada agar tidak ada
akar keinginan, konsep, sikap hidup yang salah yang dapat
menjerat kita ke dalam tindakan dosa yang pada hakikatnya
menjual Yesus kembali. Itu sama saja menjual nyawa sendiri.


Renungkan:
Berapa harga nyawa Anda? Yesus sudah membayar harga tebusan
nyawa kita dengan nyawa-Nya sendiri. Dia dapat menolong kita
sungguh menghargai hidup.

Scripture Union Indonesia © 2017.