Mengenal Allah adalah anugerah.

Matius 11:16-30

Apakah inti penyataan Yesus yang sulit diterima orang pada
zamannya? Mengapa Khorazim, Betsaida, Kapernaum, dan orang
banyak menolak-Nya padahal mereka melihat banyak mukjizat Allah?
Orang banyak diumpamakan Yesus seperti anak yang sedang bermain
pesta pernikahan dan kematian (ayat 16-17). Tidak ada keseriusan
sikap terhadap Yesus. Padahal menurut ayat 25-27 relasi Yesus
dan Allah Bapa begitu unik dan tidak terpisahkan.


Pertama, orang bijak dan orang pandai tidak dapat mengenal Allah
(ayat 25). Pengenalan Allah bukan soal intelektual atau
kesalehan manusia. Pengenalan akan Allah adalah soal kedaulatan
Allah. Tidak seorang pun dapat mengendalikan Allah. Menurut
kehendak-Nya sendiri Allah menyingkapkan atau menyembunyikan
diri-Nya. Meski demikian Yesus mengenal Allah secara sempurna.


Kedua, manusia hanya dapat mengenal Allah melalui Yesus. Jika ingin
mengenal Allah datanglah kepada Yesus. Hanya Yesus yang dapat
mengenalkan siapa Allah karena Allah melimpahkan otoritas penuh
rencana penyelamatan kepada-Nya (ayat 27a). Selain itu, memang
hubungan Yesus dan Allah sangat intim. Di dalam hubungan
Anak-Bapa itu terdapat pengenalan yang sempurna. Jadi, mengenal
Yesus berarti mengenal Allah. Sama seperti mengenal Allah adalah
anugerah, demikian juga dengan mengenal Yesus.


Atas klaim itulah Yesus dapat mengundang manusia untuk datang
kepada-Nya. Yesus tidak menyuruh manusia datang kepada Allah,
tetapi datang kepada-Nya. Yesus tidak berkata `pergilah kepada
Allah', melainkan `marilah kepada-Ku'. Dalam pemahaman demikian
undangan Yesus tersebut menjadi semakin jelas maknanya. Inilah
panggilan anugerah. Setiap orang yang memenuhi panggilan itu
akan masuk ke dalam pengenalan yang intim dan mendalam, seintim
dan semendalam hubungan Anak dan Bapa.


Doa:
Oh Tuhan, tolonglah aku untuk hidup makin dekat dengan Yesus
agar aku makin mengenal-Mu.

Scripture Union Indonesia © 2017.