Memilih Kristus tidak sia-sia.

Matius 10:34-42

Sekilas tampak, perkataan Kristus membawa kontradiksi. Ia yang
adalah Raja Damai mengatakan bahwa kedatangan-Nya bukan untuk
membawa damai, melainkan pedang.


Kedatangan Kristus memang membawa damai, damai antara manusia
dengan Allah dan damai di antara sesama manusia yang percaya
kepada-Nya. Namun demikian ada hal yang tak dapat dielakkan.
Kedatangan Kristus ternyata membawa pertentangan antara Kristus
dengan anti Kristus, antara orang yang percaya kepada-Nya dan
yang tidak, antara gelap dan terang. Pertentangan ini dapat
terjadi bahkan di antara orang-orang yang tinggal dalam satu
rumah atau antara orang-orang yang memiliki pertalian darah.
Bila mengikut Kristus membuat orang terpisah dari keluarganya,
itulah harga yang harus ditanggungnya. Bila berdiri di atas
kebenaran Kristus membuat seseorang dimusuhi keluarganya, itulah
salib yang mesti dipikulnya. Kristus menuntut diri-Nya
diprioritaskan lebih daripada sanak keluarga (ayat 37-38). Ini
memang tidak mudah! Akan tetapi, Ia menjanjikan bahwa pilihan
itu tidak sia-sia. Pilihan itu menunjukkan kesejatian iman orang
tersebut (ayat 39).


Kristus memberikan penghiburan kepada para murid. Pekabaran Injil
tidak akan sia-sia. Ada orang-orang yang akan menyambut mereka,
menerima Kristus untuk diselamatkan. Itulah upah pelayanan
mereka. Sukacita yang didapat jauh melebihi penderitaan memikul
salib (ayat 40-42).


Kini pikul salib bisa berwujud ditolak keluarga dan masyarakat.
Tidak mustahil kita ditekan, diintimidasi, malah dipecat oleh
pimpinan tempat kita bekerja karena mempraktikkan prinsip iman
kita. Namun, semua itu tidak perlu menyurutkan tekad kita
mengikut Dia. Karena Dia akan menyambut kita sebagai hamba yang
setia. Juga karena sukacita melihat mereka yang kita menangkan
oleh kesaksian kita.


Doa:
Tuhan, kuatkan kami agar segala bentuk penderitaan dan
konsekuensi yang harus kami tanggung demi Engkau tidak membuat
kami menyangkal Engkau.

Scripture Union Indonesia © 2017.