Mengikut Yesus? Keputusanku.

Matius 10:16-33

Hidup di tengah-tengah musuh yang siap sedia mengintai dan
menerkam sangat menakutkan setiap orang. Gambaran inilah yang
Yesus berikan kepada pengikut-Nya. Mereka bagaikan domba-domba
yang diutus ke tengah-tengah serigala. Dalam mengemban tugas,
ada kemungkinan mereka ditangkap, diadili, dibenci, bahkan
dibunuh. Untuk itu Yesus berpesan agar mereka cerdik namun tulus
(ayat 16).


Yesus meminta mereka untuk waspada terhadap: majelis agama yang
adalah serigala yang bengis (ayat 17); pemerintah, dengan
otoritas yang dimilikinya dapat menindas dengan cara yang halus
tapi menyakitkan (ayat 18-19); keluarga yang seharusnya menjadi
tempat yang aman bagi kita namun bisa menjadi musuh dalam
selimut (ayat 22). Semuanya dapat membenci (ayat 22), mengancam
(ayat 26), bahkan membunuh tubuh meskipun tidak dapat
membinasakan jiwa (ayat 28). Lalu, perlukah para murid takut dan
kuatir menghadapi semua ancaman tersebut? Yesus menggambarkan
bahwa Allah sangat peduli terhadap mereka karena mereka lebih
berharga di mata-Nya dibandingkan dengan burung pipit (ayat
29-31). Oleh karena itu, mereka tidak perlu takut dan kuatir
menghadapi kesulitan dan ancaman. Dia berjanji akan
memperlengkapi dengan kekuatan, kemampuan, dan perlindungan
karena mereka sangat berharga di mata-Nya. Namun, tidak berarti
Allah akan mencegah terjadinya kesulitan dalam diri kita. Itu
adalah ujian bagi kita sebagai pengikut Yesus yang sejati untuk
bertahan menghadapi tekanan hidup sehari-hari.


Sampai saat ini pun mengikut dan menaati Yesus serta memberitakan
Dia selalu membangkitkan berbagai perlawanan. Mengingat tugas
dan tantangan berat yang harus dihadapi, maka kesetiaan dan
keberanian mutlak diperlukan. Mereka yang menghadapi segala
kesulitan dan bertahan sampai akhir akan menerima penghargaan
yang mulia dari Allah.


Tekadku:
Walau tekanan menghadang, aku akan bertahan sampai akhir dengan
anugerah Allah.

Scripture Union Indonesia © 2017.