Waktunya Allah.

I Raja-raja 5:1-18
Minggu ke-9 sesudah Pentakosta

Sebuah proyek yang hendak diwujudkan memerlukan persiapan yang
tepat dan perlu memperhitungkan waktu, bahan, tenaga dan dana
serta hal-hal lain yang diperlukan secara cermat untuk
menyukseskan proyek tersebut.


Ketika Salomo telah diurapi menjadi raja menggantikan ayahnya, dan
Allah telah mengaruniakan keamanan kepada negerinya, maka Salomo
ingin mendirikan Bait Allah. Allah pernah berjanji kepada Daud
bahwa Salomolah yang akan membangun Bait Allah. Salomo mengirim
utusan kepada Hiram, raja Tirus yang bersahabat dengan ayahnya,
Daud (ayat 1-4). Dengan hikmat dari Allah, Salomo menjalin
komunikasi yang baik dalam menyampaikan keinginannya kepada
Hiram, raja Tirus untuk membangun Bait Allah. Sebagai hasilnya,
Hiram memberikan dukungan dengan mengirimkan kayu Sanobar untuk
proyek mendirikan Bait Allah (ayat 7-10). Bukan hanya kayu yang
disediakan oleh Hiram, tetapi ia juga menyediakan batu untuk
dipahat bagi pembangunan tersebut.


Apakah yang dapat kita pelajari dari persiapan Salomo dalam
mendirikan Bait Allah? Pertama, Salomo dengan hikmat mengatur
semua persiapan pembangunan Bait Allah dengan baik. Kedua,
Salomo menggunakan bantuan dari orang lain untuk memenuhi
kebutuhan yang tidak dapat diupayakannya sendiri. Ketiga, Salomo
mengetahui bahwa waktu pembangunan Bait Allah sudah tiba.


Persiapan secara tepat sangat diperlukan untuk pembangunan Bait
Allah. Namun di samping persiapan yang dilakukan, diperlukan
juga kepekaan untuk mengetahui apakah saat ini merupakan
"waktunya Allah" untuk membangun Bait Allah. Salomo memiliki
kepekaan untuk mengetahui bahwa keamanan yang dikaruniakan Allah
merupakan tanda "waktunya Allah" untuk mempersiapkan pembangunan
Bait Suci.


Renungkan:
Orang Kristen perlu memiliki kepekaan dalam melihat waktu Tuhan,
bukan saja dalam pembangunan rumah Allah (gereja), tetapi dalam
segala aspek hidup. Melakukan sesuatu dalam "waktunya Allah"
menghasilkan keberhasilan.

Scripture Union Indonesia © 2017.