Menjadi manusia demi manusia.

Lukas 3:21-38
Minggu ke-2 sesudah Natal

Seorang raja pada zaman dahulu kala pernah menyamar menjadi
rakyat biasa untuk mengenali kehidupan rakyatnya. Betapa
terperanjatnya ia ketika melihat kemiskinan, penindasan dan
ketidakadilan melanda masyarakatnya. Sekembalinya raja tersebut
ke istana ia segera mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan
untuk menolong rakyatnya.


Tindakan Yesus datang ke dunia dan menjadi sama dengan manusia dalam
segala hal adalah tindakan dari kasih Allah kepada umat-Nya.
Namun, berbeda dengan cerita di atas, Allah yang Mahatahu datang
bukan untuk mencari tahu keadaan umat-Nya, tetapi Allah datang
untuk ikut merasakan dan mengalami penderitaan umat-Nya. Bahkan
untuk semuanya itu Yesus harus tunduk kepada aturan-aturan
manusia.


Kesediaan Yesus memberi diri-Nya dibaptis adalah tanda
solidaritas-Nya terhadap manusia dan tanda telah dimulainya misi
kemanusiaan Tuhan Yesus di tengah-tengah dunia. Segera setelah
Yesus dibaptis, turunlah Roh Kudus sebagai tanda bahwa Allah
Bapa berkenan atas-Nya (ayat 22). Dengan demikian karya
penebusan Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus menjadi karya
yang realistis dan menjawab permasalahan umat. Jadi misi Yesus
adalah misi surgawi, misi Allah sendiri untuk umat manusia.


Renungkan:
Untuk menyelamatkan manusia, Yesus rela meninggalkan kemuliaan
ke-Allah-an-Nya menjadi manusia sejati. Siapkah kita menjadi
Kristen yang rela mengorbankan hak-hak kita untuk menjangkau
sesama kita yang masih di dalam dosa?

Scripture Union Indonesia © 2017.