Bukan "barang" baru.

Kisah Para Rasul 3:11-26
Minggu ke-1 sesudah Pentakosta

Yesus Kristus sebenarnya bukanlah hal baru bagi orang-orang
Yahudi di Yerusalem. Ketika orang banyak heran melihat mukjizat
yang dilakukan Petrus, ia menyatakan bahwa hanya kepercayaan
kepada Nama Yesus yang telah menyebabkan mukjizat itu terjadi.
Bukan karena kuasa dari dirinya sendiri (ayat 12,16-17). Karena
itu Petrus menegaskan fakta-fakta berikut. Pertama, Yesus adalah
Sang Hamba (ayat 13,26), Sang Mesias (ayat 14,18. "Yang Kudus
dan Benar" adalah sebutan lain untuk Mesias, bdk. Mzm. 16:10,
Yes. 53:11 dll.), dan kedua, sang nabi (ayat 22-23) yang diutus
Allah sendiri sesuai dengan nubuat Musa dan para nabi, pertama-
tama kepada Israel (ayat 20,26). Tetapi Israel, bangsa-Nya
sendiri, justru menolak dan menyalibkan-Nya (ayat 14). Namun,
Yesus dibangkitkan dari kematian (ayat 15) dan tinggal di surga
sampai waktu-Nya tiba (ayat 21). Terakhir, Petrus menyerukan
kepada bangsanya, yang sebelumnya menolak Yesus karena
ketidaktahuan mereka (ayat 17), agar mau bertobat, memberi diri
dipimpin Yesus, dan berbalik dari kejahatan mereka (ayat 19-
20,26).


Kepada siapakah kesempatan pertobatan masih terbuka dan ditawarkan?
Kecuali hujatan terhadap Roh Kudus (Luk. 12:10), tawaran
pertobatan terbuka kepada semua orang, bahkan orang-orang Yahudi
yang pernah menolak dan membunuh Tuhan Yesus sendiri! Bertobat
berarti berbalik dari sikap penolakan dan tindakan kejahatan
mereka semula dan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Mesias.
Seruan pertobatan dan percaya bukan hal baru, karena pintu
pertobatan telah Allah sediakan sejak dulu, dan terutama kini
melalui Yesus Kristus. Ketiadaan pertobatan sejati pada
seseorang, yaitu berbalik dari kehidupan lama dan percaya kepada
Kristus, berarti penghukuman (ayat 23).


Renungkan:
Bertobat berarti berbalik dari kehidupan lama dan beriman bahwa
Kristus adalah Juruselamat dan Pemimpin kepada hidup sejati.

Scripture Union Indonesia © 2017.