J+1, H+1 dan M+1.

Kisah Para Rasul 2:37-47
Minggu ke-1 sesudah Pentakosta

Sebuah topan tidak dapat dikatakan sebuah topan, bila tidak
menimbulkan kerusakan apapun pada kota yang dilandanya. Tidak
hanya pada saat ia melanda, tetapi juga satu jam, satu hari,
bahkan satu minggu setelah topan itu mengamuk, dampaknya masih
terasa.


Demikian pula Roh Kudus. Untuk meneruskan penggambaran dengan angin
tadi, Roh Kudus bukanlah angin sepoi yang terasa saat ini namun
tak diingat lagi kemudian. Kata-kata yang diucapkan Petrus dan
rekan-rekannya berdampak nyata, dan Roh Kudus pun juga bekerja
di antara para pendengar mereka (ayat 37). Mereka pun memutuskan
untuk menerima Injil dan memberi diri dibaptis (ayat 41). Tidak
hanya itu, para-para petobat baru inipun dengan tekun bertumbuh
dalam pengajaran dan persekutuan (ayat 42). Dalam komunitas
mereka, para rasul pun mengerjakan mukjizat dan tanda karena
kuasa Roh (ayat 43). Satu dampak penting lain dari kehadiran Roh
Kudus dalam hati mereka adalah gaya hidup mereka yang komunal
(saling membagi harta milik, ay. 44). Gaya hidup ini bukanlah
pola baku yang harus ditiru mentah-mentah, tetapi hanya satu
dari banyak alternatif. Yang penting untuk diperhatikan adalah
perubahan kehidupan yang terjadi dan menjadi kesaksian bagi
orang banyak di sana: kesatuan dan kesehatian antara para
petobat baru dan para pengikut Yesus. Berbagi hak milik, apalagi
saat jemaat mulai dikucilkan dari masyarakat luas, adalah
ekspresi kasih persaudaraan yang dahsyat. Semua ini patut
menjadi teladan bagi kehidupan berjemaat kita. Sudah cukup lama
kita di Indonesia ini mengaku diri Kristen. Sayangnya, kehidupan
dari banyak jemaat tidak menampakkan tanda-tanda dilanda "badai"
Roh Kudus: pertobatan dari dosa yang nyata, kasih persaudaraan,
kedewasaan iman, dan kesaksian Injil yang hidup.


Renungkan:
Kehadiran Roh Kudus dalam suatu jemaat harus terlihat pada
kehidupan nyata di antara anggota-anggotanya.

Scripture Union Indonesia © 2017.