Bukan api gadungan.

Kisah Para Rasul 2:1-13
Hari Pentakosta 1

Manusia memang kreatif. Misalnya membuat api unggun dalam
ruangan yang relatif kecil. Agar "api"nya dapat dikendalikan,
maka orang menempelkan potongan panjang kertas krep merah di
sisi kipas angin yang dihadapkan ke atas. Jadilah "api unggun"
gadungan yang aman, dapat dikendalikan, tidak panas, tidak
membakar dan menyebar. Ini bukan api sejati karena tidak panas
dan menyebar.


Api, selalu cenderung untuk menyebar dan membakar apapun yang
disekitarnya. Demikian juga Roh Kudus dan karyanya. Selalu
menyebar, dan justru tidak membatasi diri. Roh Kudus adalah Roh
yang menjangkau dan menyebar.


Turunnya Roh Kudus memungkinkan para rasul berkata-kata dalam
bahasa-bahasa asing yang sebelumnya belum pernah mereka pelajari
(perhatikan bahwa ini berbeda dengan glosolalia). Karunia dan
kehadiran Roh Kudus ini tidak membuat para rasul asyik dengan
spiritualitas mereka sendiri.


Nas ini memberikan suatu gambaran yang simpel: Roh Kudus turun
kepada para rasul sehingga mereka memberitakan perbuatan-
perbuatan besar yang Allah lakukan kepada banyak orang lain
(ayat 11). Salah satu tanda sejati hadirnya Roh Kudus dalam diri
seseorang adalah hadirnya kesediaan dan kemampuan untuk
menjangkau orang lain, terutama demi mengabarkan Injil. Tidak
bisa tidak.


Renungkan:
Kristen beroleh karunia sebagai penyebar api Roh. Biarkan api
itu membakar sekitar Anda dalam ketaatan untuk bersaksi.


Bacaan Untuk Hari Pentakosta 1


Yoel 2:28-32; Kisah Para Rasul 2:1-13; Yohanes 16:5-15; Mazmur
104:1-4,24-33


Lagu: Kidung Jemaat 237

Scripture Union Indonesia © 2017.