Pelataran luar dan dalam Bait Suci baru.

Yehezkiel 40:17-37
Minggu Ke-24 sesudah Pentakosta

Dari pintu gerbang timur, malaikat mengajak Yehezkiel masuk
ke pelataran luar, untuk melihat 30 kamar yang digunakan umat
yang datang untuk beribadah (ayat 17). Lebar pelataran luar,
diukur dari pintu gerbang luar (bawah) sampai pintu gerbang
pelataran dalam, adalah 100 hasta (ayat 19).


Dari situ, Yehezkiel dibawa ke pintu gerbang utara (ayat 20-23).
Deskripsi pintu gerbang utara sama dengan yang di timur,
hanya dengan penjelasan tambahan bahwa ada 7 anak tangga dari
luar kompleks Bait Suci menuju pintu gerbang itu (ayat 22).
Sesudah itu, Yehezkiel dibawa ke pintu gerbang selatan (ayat
24-27), yang deskripsinya sama dengan pintu gerbang utara dan
timur. Jadi, ada 3 pintu gerbang untuk masuk ke dalam Bait
Suci, yakni di tembok timur, utara, dan selatan. Tembok barat
tidak memiliki pintu gerbang.


Pelataran luar dipisahkan dari pelataran dalam oleh bilik-bilik
dan tiga pintu gerbang, yang posisinya berhadapan dan segaris
dengan ketiga pintu gerbang tembok luar. Yehezkiel diajak
masuk ke pelataran dalam melalui pintu gerbang dalam sebelah
selatan (ayat 28-31). Ukuran pintu gerbang pelataran dalam
sama dengan pintu-pintu gerbang sebelumnya. Hanya, pelataran
dalam lebih tinggi 8 anak tangga dari pelataran luar (ayat
31). Kemudian, Yehezkiel menuju pintu gerbang dalam sebelah
timur (ayat 32-34), dan pintu gerbang dalam sebelah utara
(ayat 35-37). Semua pintu gerbang ini sama deskripsinya.


Untuk masuk dari luar kompleks Bait Suci ke pelataran luar, orang
harus menaiki 7 anak tangga, dan dari pelataran luar ke
pelataran dalam, orang harus naik lagi 8 anak tangga. Hal ini
menunjukkan suatu progresi, semakin dekat ke pusat kompleks
Bait Suci, yakni Tempat Kudus dan Mahakudus, letaknya semakin
tinggi. Tindakan menghampiri Allah digambarkan sebagai suatu
tindakan ke atas. Bila kita beribadah kepada Allah, kita
menghadap Allah yang di atas, bukan yang sejajar.


Renungkan:

Dalam ibadah, kesadaran akan kekudusan dan kemuliaan Allah
seringkali amat kurang. Kita merendahkan Allah setara dengan
manusia, dan tidak menyembah Dia dengan khidmat. Ingatlah
untuk menengadahkan hati kepada-Nya karena Dialah junjungan
kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.