Jangan pandang enteng kekudusan Nama Tuhan.

Yehezkiel 39:1-10
Minggu Ke-24 sesudah Pentakosta

Di tengah dunia yang serba canggih ini, tanpa kita sadari,
seringkali kita tidak lagi menganggap serius reputasi,
kekudusan, kuasa, dan otoritas Tuhan di dalam tindakan dan
percakapan sehari-hari kita.


Melalui nubuat Yehezkiel ini, kita dapat melihat bahwa Tuhan yang
ada di Yerusalem mempertahankan dan memperkenalkan Nama-Nya
yang kudus sebab Nama-Nya tidak boleh dinajiskan (ayat 7).
Nama Tuhan yang kudus ini bukanlah semata-mata suatu sebutan
bagi-Nya. Nama ini mewakili kuasa, otoritas, sifat, dan
reputasi-Nya sebagai Tuhan yang kudus.


Tuhan menegaskan kepastian penghukuman bagi mereka yang
menajiskan nama-Nya (ayat 5, 8). Ia mengaumkan firman-Nya
melawan mereka yang meremehkan otoritas-Nya (ayat 1);
melumpuhkan tangan-tangan yang mencemarkan reputasi-Nya (ayat
2-3); merebahkan mereka yang tidak mempedulikan kekudusan-Nya
(ayat 4); menghanguskan dan membiarkan rebah, di padang-
padang, mereka yang tetap tinggal tenang walaupun telah
menajiskan nama-Nya (ayat 6). Semuanya ini dilakukan Tuhan,
agar bangsa-bangsa mengetahui bahwa Nama Tuhan adalah kudus
dan tidak boleh dinajiskan (ayat 7). Nubuat Yehezkiel ini
menegaskan bahwa Ia dengan pasti akan menegakkan kembali
reputasi nama-Nya yang kudus. Ia akan mengadakan pembalasan
dengan cara yang sedemikian dahsyatnya dan bangsa-bangsa yang
tidak menghormati-Nya pasti akan dikalahkan (ayat 9-10).


Renungkan:

Adakah tindakan dan perkataan Anda yang telah menganggap
enteng kekudusan, reputasi, kuasa, dan otoritas Tuhan?
Biarlah kesadaran akan kekudusan nama Tuhan membakar segala
kecemaran hati kita.


PA 2: Yehezkiel 37:1-14


Israel sedang berada di titik nol keberadaannya. Mereka putus asa
karena pemberontakan Zedekia terhadap Nebukadnezar gagal dan
Yerusalem ditaklukkan (ayat 33:21-22). Bangsa Israel tidak
hanya menyadari ketidakberdayaan mereka di dalam situasi
waktu itu, tetapi juga mengakui bahwa mereka telah begitu
bersalah pada Tuhan. Mereka hancur karena kecerobohan mereka.
Inilah 2 kondisi umum manusia: berdosa dan tidak berdaya.
Bagian pertama pasal 37 merupakan semacam pengantar klimaks
dari pasal 33-37, sebelum keadaan ideal akan mereka rasakan
lagi (ayat 37:15-28). Bagaimanakah mereka dapat bangkit dari
kebangkrutan?


Pertanyaan-pertanyaan pengarah:


1. Tulang-tulang yang ditunjukkan kepada Yehezkiel sangat kering
(ayat 2). Bila ini adalah gambaran tentang tulang-tulang para
tentara yang gugur di medan perang (ayat 10b), keadaan
seperti apa yang ingin dinyatakan Allah kepada Yehezkiel
melalui penglihatan semacam ini?


2. Apakah respons Yehezkiel terhadap pertanyaan Tuhan dalam ayat
3 sudah tepat? Mengapa? Apakah respons Anda sendiri jika
pertanyaan yang sama diajukan kepada Anda? Mengingat ayat 1-
2, apakah kira-kira reaksi Yehezkiel ketika Allah
memerintahkan dia untuk bernubuat (ayat 4)? Bagaimana reaksi
Anda sendiri?


3. Apa yang akan dilakukan Tuhan terhadap tulang-tulang tersebut
(ayat 5-6)? Mengapa Ia melakukan hal tersebut (ayat 6)? Apa
yang dimaksud dengan kata "mengetahui" di ayat 6 bagian akhir
(bdk. Yoh 17:3)? Mengapa Allah ingin diketahui sebagai TUHAN
(Yahweh)?


4. Berapa tahap proses penghidupan tulang terjadi (ayat 7-10)?
Istilah "nafas" dalam ayat 7-10 lebih baik diterjemahkan
dengan kata "roh". Apa yang dimaksud dengan istilah "roh"
(kaitkan dengan kondisi kematian)?


5. Ayat 11-14 merupakan penjelasan dari penglihatan dalam ayat 1-
10. Apa yang bangsa Israel ketahui tentang keadaan mereka
(ayat 11)? Apa yang dapat mereka pelajari tentang Allah di
sini?


6. Pikirkan sebuah kata yang mewakili ide kunci dalam perikop
ini! Jelaskan maksud Anda! Kaitkan ini dengan hidup
kerohanian Anda?


7. Bagaimana Anda menerapkan kebenaran firman Tuhan ini ke dalam
situasi Indonesia yang sedang terpuruk?

Scripture Union Indonesia © 2017.