Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman …
Kejadian 3:9
Lawatan Allah
Waktu masih kecil, saya masuk rumah sakit karena operasi amandel. Ketika orang tua saya harus pulang dan saya ditinggal sendirian, saya merasa sedih dan sepi. Meski hanya semalam, saya hanya bisa menangis.
Ketika menderita sakit cukup lama dan serius, kita juga merasa sedih dan sepi. Mungkin tak sampai terisak seperti anak kecil, tetapi di dalam hati kita menangis. Perasaan kita sedih, tubuh kita lemah, dan penyakit membuat hidup tidak sama lagi. Kita kesepian karena kita harus lebih banyak di rumah atau dirawat di rumah sakit. Apa yang kita butuhkan pada saat seperti itu?
Kita butuh lawatan. Kita rindu mendengar kata-kata saudara, sahabat, atau perawat agar memberikan hiburan, perhatian, atau dukungan doa. Sewaktu-waktu kita bisa bersyukur karena mendapatkan itu. Namun, kita mungkin tak mendapat apa yang benar-benar menjawab kerinduan dan kebutuhan kita yang terdalam. Sebagian orang sibuk dengan urusan mereka sendiri. Sebagian lagi melawat, tetapi menyampaikan kata-kata yang sekadar basa-basi. Dokter dan perawat datang, tetapi terbatas oleh tata krama profesi sehingga cenderung tidak bisa memberikan layanan yang menyentuh emosi atau hati.
Hiburan terbesar bagi kita hanya datang dari Allah. Ia adalah Allah yang penuh kasih. Ia peduli, Ia melawat kita. Ia tak membiarkan kita sendirian dalam kesedihan, kesepian, dan sejuta perasaan kelam lainnya. Ia datang dan Ia juga ingin memulihkan kita. Maka, arahkanlah hati kepada Allah. Mari buka hidup kita kepada sapaan-Nya. Undanglah Allah untuk memulihkan jiwa dan tubuh kita.
Doa: Betapa besar kasih-Mu ya Allah. Meski terhadap yang berdosa dan menyembunyikan diri dari-Mu, Engkau tetap mencari. Maka, tolong aku dalam kesedihan dan kesepian agar menjadi peka dan terbuka bagi lawatan-Mu.
Untuk Mendengarkan Audio Klik Link dibawah ini