Solidaritas untuk Bangsa

Nehemia 1:1-11
Minggu ke-3 sesudah Pentakosta
Kasih dan kepedulian Nehemia terhadap bangsanya, imannya yang tulus kepada Tuhan, dan kecakapan dalam melaksanakan tugas merupakan modal utama Nehemia untuk dipakai Tuhan memimpin Israel. Juru minuman raja (11,2:1) bukan sekedar pelayan. Ia dipercaya menyediakan minuman sehari-harinya. Jabatan tinggi, terhormat, dan fasilitas istimewa sebagai kalangan terdekat dengan raja. Namun, Nehemia tidak lupa diri. ia memelihara ikatan dengan tanah leluhur dan saudara-saudara yang datang (2). Berita kehinaan Yerusalem sungguh menantang solidaritas Nehemia (3). Tidak lazim seorang yang berkedudukan tinggi untuk menangis. Nehemia berkabung dan berdoa untuk Yerusalem (4). Doanya di ayat 5-11 menyatakan kerinduan Nehemia yang terdalam. Diakui betapa ia dan keluarganya ikut andil dalam perbuatan dosa, sudah bersalah melanggar perjanjian Tuhan (6-7). Nehemia mengingat firman dan perjanjian Tuhan, yang ia sadar bangsanya telah melanggar. Hanya belas kasih Tuhan yang bisa memulihkan (9-11). Kita bisa menyebut doa Nehemia sebagai doa politik. Ia berencana minta belas kasih raja (11) untuk menolongnya mewujudkan program restorasi Yerusalem. Lebih dari itu, ia percaya bahwa Tuhan melihat ketulusan iman dan kesungguhan hatinya. Politik yang dikerjakan Nehemia tulus dan bukan untuk kepentingan pribadi. Jika salah perhitungan, bisa jadi jabatan maupun nyawa sebagai risikonya. Semuanya itu dihadapi Nehemia dengan penuh keyakinan. Saat ini banyak sekali berita bohong maupun provokasi yang terjadi di sosial media. Sepatutnya kita membawa persoalan bangsa di hadapan Tuhan melalui dosa syafaat. Namun, setiap kali berdoa syafaat untuk bangsa dan negara, disadari atau tidak, pikiran kita sering kali ???disusupi??? oleh kepentingan diri. Solidaritas kebangsaan dan persatuan akan timbul bila kita dengan tulus mengakui kesalahan di hadapan Tuhan. Karena itu, rendahkanlah diri dan mintalah belas kasihan Tuhan atas bangsa kita. Mari kita menjadi figur Nehemia pada masa kini.??
Yahya Tirta Prewita
Scripture Union Indonesia © 2017.