Bertekad untuk Hidup Baru

Ezra 10:1-44
Minggu ke-3 sesudah Pentakosta
Keputusan yang sulit telah diambil. Pengakuan dosa dengan cara merendahkan diri, berkabung, dan berpuasa semakin memantapkan tekad. Langkah berikutnya tinggal melaksanakannya. Pengakuan dosa yang dilakukan Ezra di hadapan Tuhan mendapat respons dari umat Israel. Bersama dengan Ezra para pemuka dan umat ikut serta mengakui dosa mereka kepada Tuhan. Saat yang sama, mereka berjanji dan bertekad untuk hidup menurut Taurat Tuhan sebagai bentuk pertobatan nasional (1-4). Ezra didaulat oleh umat Israel untuk mengeksekusi kebijakan agar orang-orang Israel menjadi bangsa yang kudus di hadapan Tuhan (10-11,19,44). Langkah awal untuk pemurnian adalah memberikan pengumuman untuk pendataan kembali dan sanksi pengucilan apabila mangkir atau mengabaikan perintah tersebut (7-9). Langkah kedua adalah melakukan pengakuan dosa secara nasional kepada Tuhan, menceraikan istri mereka sebagai komitmen bersama untuk hidup dalam kekudusan (10-12). Langkah ketiga adalah dibentuk para pemimpin di setiap daerah untuk melakukan sidak, pendataan, gelar perkara dan bersidang. Bagi mereka yang melakukan kesalahan diwajibkan untuk melakukan ritual korban penebus salah. Tujuannya agar murka Allah surut atas bangsa Israel (13-17,44). Hampir semua orang menerima kebijakan tersebut, kecuali beberapa orang yang menentang, yaitu Yonatan, Yahzeya, Mesulam, dan Sabetai (15). Tekad untuk hidup baru sebagai umat Allah diperkuat oleh tindakan tegas pelarangan kawin campur dengan bangsa lain. Ezra tidak menggunakan otoritas dan kekuasaannya sebagai alat pemaksaan kehendak. Ia menggunakan keteladanan moral untuk mengajar umat akan kesalahannya. Hal ini yang mendorong munculnya kesadaran baru. Revolusi mental sudah dilakukan Ezra. Keteladanannya dapat dijadikan inspirasi perubahan. Tekad untuk Indonesia Baru yang adil dan sejahtera dapat tercapai bila semua orang mau bersatu dalam keragaman.??
Yahya Tirta Prewita
Scripture Union Indonesia © 2017.