Cabang-Cabang Liar

Roma 11:11-24
Minggu ke-26 sesudah Pentakosta
Bangsa Israel bukanlah bangsa yang besar, juga bukan bangsa terbaik. Hanya karena anugerah, bangsa Israel dipilih Allah untuk dijadikan umat Allah. Sesungguhnya ini merupakan hak istimewa dan kehormatan yang luar biasa. Sayangnya, mereka tidak mau memelihara hak istimewa itu. Tetapi, Allah tidak kehilangan rencana yang luar biasa pula. Ketegaran tengkuk dan kekerasan hati bangsa Israel justru menjadi berkat yang tersembunyi. Bangsa-bangsa di luar Israel diberi kesempatan dan peluang untuk menerima Kabar Baik! Semua bangsa akan menerima kesempatan untuk menjadi percaya dan diselamatkan. Paulus menegaskan: "Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain" (11). Di sini Paulus memakai metafora dunia pertanian. Bangsa Yahudi digambarkan sebagai cabang pohon zaitun yang disayangi Allah. Karena ketidaktaatan bangsa Yahudi, Allah mengerat cabang yang disayangi itu, dan menggantinya dengan cabang pohon zaitun liar, yaitu bangsa-bangsa lain. Paulus juga menasihati, "Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah, janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu!" (17-18). Paulus menegaskan bahwa bangsa-bangsa lain yang telah diselamatkan Allah tak boleh sombong dan menganggap diri lebih hebat dibandingkan bangsa Yahudi. Bagaimanapun, mereka hanyalah cabang liar yang disambung ke pohon zaitun. Paulus mengingatkan bahwa bukannya cabang yang memberi makan kepada akar, tetapi akarlah yang memberikan makan kepada cabang. Memang benar bahwa bangsa-bangsa lain menempati tempat yang ditinggalkan oleh bangsa Yahudi. Kenyataan ini seharusnya membuat mereka rendah hati dan mawas diri. Jika cabang-cabang yang disayangi saja, Allah bisa mengambil tindakan tegas, terlebih kepada cabang-cabang liar! Karena itu, jangan sia-siakan keselamatan Allah. Peliharalah keselamatan itu dengan setia.?
Charles Christano
Scripture Union Indonesia © 2017.