Sisa Israel

Roma 11:1-10
Minggu ke-26 sesudah Pentakosta
Siapa pun kita biasanya senang memerhatikan angka. Bukan hanya sekadar statistik, tetapi juga jumlah orang. Kita terpukau dengan yang banyak dan mudah menyisihkan yang sedikit. Tak heran muncul istilah mayoritas-minoritas. Kita juga mengenal istilah kalah dan menang. Tetapi, pada nas hari ini, Paulus berbicara soal umat Israel yang tersisa. Dalam suratnya ini jelas, Paulus hendak menolak anggapan bahwa semua umat Israel telah ditolak Allah. Paulus mengajukan pertanyaan, yang kemungkinan besar merupakan pertanyaan semua pembaca suratnya: "Adakah Allah mungkin telah menolak umat-Nya?" (1). Dengan tegas Paulus menjawab sendiri pertanyaan itu: "Sekali-kali tidak!" Dan Paulus menyatakan dirinya sebagai bukti bahwa Allah tidak melupakan Israel. Paulus merupakan bukti bahwa selalu ada sisa Yahudi yang percaya. Kehidupan Paulus memang contoh nyata. Dalam surat kepada jemaat di Filipi, dia menegaskan: "Disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat" (Flp. 3:5-6). Menurut logika manusia, Paulus pastilah harus ditolak Allah karena tanpa pengetahuan yang benar telah menganiaya jemaat Kristus. Namun, itulah anugerah. Paulus tidak saja diselamatkan Allah, malah diangkat Allah menjadi rekan kerja-Nya untuk mengabarkan Injil kepada orang-orang non-Yahudi. Sebagai contoh kedua, Paulus mengutip kisah pelayanan Elia. Karena ketakutan akan sumpah Izebel yang hendak membunuhnya, Elia menyingkir dari Israel. Di Gunung Horeb, Elia mengeluh karena semua orang Israel telah meninggalkan Allah. Namun, Tuhan membantah Elia dan menyatakan masih ada tujuh ribu orang yang setia kepada Allah (1Raj. 19:18). Meski Israel tidak menaati-Nya, Allah tetap menyelamatkan sisa Israel. Penyelamatan Allah hanyalah anugerah Allah semata, dan bukan karena perbuatan manusia!
Charles Christano
Scripture Union Indonesia © 2017.