Ketika Tuhan Tampak Diam

Mazmur 28

Didiamkan oleh orang yang kita kasihi adalah pengalaman yang sangat menyedihkan, apalagi bila kita sedang susah dan butuh ditemani. Daud mengalaminya dalam berelasi dengan Tuhan. Ia merasa Tuhan diam terhadapnya, dan diamnya Tuhan justru ia alami di tengah masa sulitnya, di mana ia berhadapan dengan orang fasik yang melakukan kejahatan (3-4), yang kemungkinan adalah teman-temannya sendiri, yang nampak ramah tetapi hatinya penuh kejahatan (3). Daud membahasakan pengalaman itu seperti "orang yang turun ke dalam liang kubur" (1), yang menggambarkan kehampaan harapannya bila di tengah kondisi yang demikian, Tuhan nampak diam dan jauh darinya.


Tetapi menariknya, meski ia merasa Tuhan diam, Daud memilih tidak diam terhadap Tuhan. Perhatikan ayat 2, betapa tidak diamnya Daud: "Dengarlah suara permohonanku, apabila aku berteriak kepada-Mu minta tolong, dan mengangkat tanganku ke arah tempat-Mu yang maha kudus." Meski seakan Tuhan diam, ia tetap memohon, berteriak, dan bahkan mengangkat tangannya tanda berserah penuh kepada Tuhan. Ia tetap mempercayai bahwa diamnya Tuhan bukan berarti tidak mendengar, bukan berarti tidak bertindak. Daud percaya Tuhan adalah gunung batunya (1), yang menjadi tempat persandarannya yang teguh. Dan itulah yang kemudian dibuktikan oleh Tuhan baginya. Pada ayat 6 Daud berseru, "Terpujilah Tuhan, karena Ia telah mendengar suara permohonanku." Bukan hanya itu, melalui pengalamannya yang tetap percaya Tuhan meski Ia nampak diam, Daud justru mengalami bahwa Tuhan bukan hanya gunung batu, melainkan juga kekuatan dan perisai (7), dan benteng keselamatan(8).


Jika Anda merasa Tuhan diam, jangan berhenti berharap. Tetap percaya dan berseru pada-Nya. Nanti akan tiba waktunya di mana Tuhan menolong dan membawa kita pada pengalaman rohani yang lebih mendalam tentang Dia.

Scripture Union Indonesia © 2017.