Keselamatan hanya di dalam Yesus

Yohanes 3:1-21

Agama tidak dapat membawa manusia untuk mengenal Allah yang sejati. Nikodemus merupakan contoh untuk fakta itu.


Nikodemus adalah seorang Farisi dan pemimpin agama Yahudi (1). Yesus menyebut dia sebagai pengajar Israel (10). Suatu status yang tinggi jika ditinjau dari sudut pandang sosial dan agama pada waktu itu. Ini memperlihatkan bahwa Nikodemus adalah seorang terhormat dan bukan orang yang biasa-biasa saja. Dengan status demikian, tentu orang akan berpikir bahwa Nikodemus adalah orang saleh yang kemungkinan besar tidak akan menerima hukuman Allah. Namun Yesus berbicara kepadanya mengenai murka Allah yang akan membinasakan semua orang yang tidak percaya kepada Anak Allah.


Nikodemus yang dapat mengenali Yesus melalui tanda-tanda yang diperbuat Yesus (2) ternyata gagal melihat Kerajaan Allah. Ia tidak menyadari bahwa yang menjadi lawan bicaranya adalah Sang Raja sendiri, Mesias yang adalah Anak Allah. Ia mengira bahwa lawan bicaranya hanya seorang guru, sama seperti dirinya. Sementara menurut Yesus, tidak ada orang yang dapat melihat Kerajaan Allah tanpa dilahirkan kembali. Melihat Kerajaan Allah berarti beroleh hidup kekal, dan itu bisa terjadi bila orang mengalami pembaruan yang dilakukan oleh Roh Kudus. Jika tidak, maka siapa saja akan menerima hukuman dan binasa (16-18).


Ketidakmampuan Nikodemus memahami ucapan Yesus memperlihatkan bahwa atribut keagamaan yang disandang seseorang bukan jaminan bahwa ia memahami kebenaran Tuhan. Juga tak ada apa pun di dalam diri manusia yang membuat manusia dapat dibenarkan, tak ada satu pun perbuatan baik yang dapat dipakai sebagai tiket masuk ke dalam kehidupan kekal. Hanya Yesus yang dianugerahkan Allah kepada dunia untuk mati menebus orang-orang pilihan-Nya. Sebab itu hanya di dalam Yesus ada keselamatan, di luar Yesus ada murka Allah. Maka berimanlah teguh kepada-Nya, bukan hanya saat tekad diperbarui di awal tahun, tetapi juga saat perjalanan hidup terasa berat seiring berjalannya waktu. Selamat tahun baru!

Scripture Union Indonesia © 2017.