Bersekutu dengan umat Allah merupakan gambaran yang riil bagi kita.
Tidak sulit membayangkannya. Namun apa artinya bersekutu dengan
Allah?
Yohanes memulai penjelasannya dengan memperkenalkan konsep bahwa
\'Allah adalah terang\'. Artinya di dalam Allah tidak ada kegelapan
(ayat 5). Terang adalah simbol kebenaran dan gelap adalah simbol
dosa. Jadi makna bersekutu dengan Allah adalah hidup di dalam
kebenaran. Bagaimana caranya? Dengan menaati Allah! Orang yang
telah bertobat dan menerima keselamatan, seharusnya tidak lagi
hidup menuruti dosa (ayat 6). Dosa harus diusir jauh-jauh dari
persekutuan orang percaya dengan Allah! Gaya hidup orang yang
telah bertobat harus menampakkan kedekatannya dengan Allah, yaitu
keserupaan dengan karakter-Nya. Lalu apakah itu berarti orang
yang telah bertobat tidak akan jatuh ke dalam dosa sama sekali?
Bukan demikian. Namun kita akan mengalami proses pengudusan yang
berlangsung terus-menerus. Di dalam ketaatanlah terjadi
pengudusan oleh Kristus, yang telah mencurahkan darah-Nya di kayu
salib untuk mengampuni orang berdosa (ayat 7). Lalu bagaimana
bila kita jatuh ke dalam dosa? Akuilah di hadapan Allah (ayat 9)!
Jangan melawan suara Roh Kudus yang menegur kita. Menyangkali
fakta kegagalan kita berarti menipu diri sendiri. Bukankah ini
berarti merendahkan Kristus yang sudah mati demi manusia yang
jatuh ke dalam dosa (ayat 8, 10)?
Selain menikmati pengudusan oleh Kristus, orang yang berada di dalam
persekutuan yang benar dengan Allah, akan menikmati juga
persekutuan yang indah dengan sesama orang percaya. Jika ada dua
orang percaya yang tidak memiliki persekutuan satu sama lain, itu
berarti salah satu atau kedua-duanya tidak hidup di dalam terang!
Lihatlah bagaimana persekutuan dengan Allah berdampak praktis yakni
persekutuan dengan sesama orang percaya. Bukan hanya itu.
Persekutuan dengan Allah seharusnya terlihat juga melalui pola
hidup, kata, dan karya kita!
Selain menikmati pengudusan oleh Kristus, orang yang berada di dalam persekutuan yang benar dengan Allah, akan menikmati juga persekutuan yang indah dengan sesama orang percaya. Jika ada dua orang percaya yang tidak memiliki persekutuan satu sama lain, itu berarti salah satu atau kedua-duanya tidak hidup di dalam terang!
Lihatlah bagaimana persekutuan dengan Allah berdampak praktis yakni persekutuan dengan sesama orang percaya. Bukan hanya itu. Persekutuan dengan Allah seharusnya terlihat juga melalui pola hidup, kata, dan karya kita!
", "http://www.su-indonesia.org/images/santapanHarian/3763-t.jpg", 520, 350)'>