Pertobatan sejati

Lukas 3:10-20

Bertobat berarti menyesali sungguh-sungguh perbuatan dosa dan
berpaling untuk menjalani hidup yang sama sekali bertolak
belakang dengan dosa itu. Pertobatan sejati, dimulai dari hati
dan mewujud pada tindakan nyata.


Seruan pertobatan yang disuarakan Yohanes Pembaptis begitu keras
(7-9). Dan oleh pekerjaan Roh Kudus (Yoh. 16:8) seruan itu
mengena di hati orang-orang yang mendengarnya. Tiga kelompok
orang yang merespons secara berbeda (10-14) membuktikan bahwa
anugerah Tuhan bekerja di antara mereka. Bukti nyata pertobatan
ialah kesediaan merubah perilaku, yang tadinya berpusat pada diri
sendiri menjadi berpusat kepada Allah. Maka pertanyaan
masing-masing kelompok, "Apa yang harus kami perbuat?" adalah doa
pertobatan kepada Allah. Jawaban Yohanes mengarahkan mereka
kepada perubahan sikap: peduli kepada sesama (11) serta menahan
diri dari penyalahgunaan kuasa (13, 14).


Mungkinkah orang yang menyadari lalu menyesali dosanya serta merta
melepaskan diri dari ikatan dosa? Bukankah dosa secara hakiki
memperbudak si pendosa? Hal itu disadari benar oleh Yohanes.
Karena itu, Yohanes dengan jujur mengakui bahwa dia bukan Mesias
melainkan hanya pendahulu, yang mempersiapkan hati manusia.
Kristus yang akan datang, Dialah yang dapat memperbarui batin
manusia dengan penyucian Roh Kudus (16). Roh Kudus bagaikan api
peleburan emas yang membakar dan menghancurkan segala kotoran
batin manusia sampai terjadi pemurnian.


Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda mengizinkan Kristus menyucikan
batin Anda oleh karya dan kuasa Roh Kudus? Apakah Anda telah
dimerdekakan dari belenggu dosa untuk dapat mewujudkan kehidupan
yang menghasilkan buah kebenaran bagi kemuliaan Allah Bapa?


Camkan: Yang tidak bersedia menerima api pengudusan Roh Kudus
dalam Kristus, akan mengalami api penghukuman kekal Allah. Karena
itu bertobatlah secara nyata dalam kerohanian dan perilaku sosial
kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.