Yesus Imam Besar yang sempurna
Penulis Ibrani menuntaskan uraiannya mengenai keunggulan imamat
Yesus dari imamat Lewi. Imamat Yesus sempurna dan menyelesaikan
apa yang tidak dapat diselesaikan melalui imamat Lewi. Dalam
sistem Hukum Taurat, jabatan imam diturunkan dari ayah ke anak
laki-laki keturunan Lewi. Oleh karena para imam itu manusia fana
maka jabatan imam itu harus terus-menerus diganti. Akibatnya
imamat Lewi tidak pernah bisa menjadi jaminan yang bersifat
permanen. Tuhan Yesus adalah Imam berdasarkan penetapan Allah
Bapa secara langsung (ayat 21) sehingga imamat-Nya bersifat
permanen, sempurna, dan menjadi jaminan pasti (ayat 22,28). Oleh
karena Kristus Anak Allah maka Ia bisa menjadi Imam yang kekal
untuk mendamaikan setiap orang yang datang kepada Allah
melalui-Nya secara sempurna (ayat 25).
Kelemahan imamat Lewi bukan hanya kefanaan para imamnya, tetapi juga
keberdosaan mereka. Para imam besar keturunan Harun (Lewi) harus
mempersembahkan korban pendamaian bagi diri mereka terlebih
dahulu sebelum mereka bisa menjadi juru pendamai umat kepada
Allah (ayat 27a). Tuhan Yesus adalah Imam Besar yang tanpa dosa
dan cela sehingga bukan hanya layak melakukan pelayanan
pendamaian itu, tetapi juga layak menjadi korban yang
dipersembahkan kepada Allah Bapa bagi pengampunan dosa (ayat
27b).
Apa pun keraguan yang dimiliki oleh pembaca surat Ibrani ini tentang
imamat Yesus seharusnya sirna. Bagi orang Kristen masa kini, ada
bukti kuat bahwa karya pendamaian Kristus tidaklah sia-sia,
yaitu hidup anak-anak Tuhan yang sudah diubahkan. Keyakinan
keselamatan oleh janji firman Tuhan dan suara Roh Kudus yang
hadir di hati kita, status kita sebagai anak Allah, dan kepekaan
kita terhadap dosa adalah tanda-tanda yang jelas bahwa karya
keselamatan Kristus sudah berlaku dalam hidup kita.
Renungkan:
Keselamatan kita bukan bergantung kepada ritual agama melainkan
kepada Kristus yang tersalib!