Mazmur 101

Tekad seorang pemimpin
Dalam pemerintahan kita mengenal istilah sumpah jabatan, yaitu
janji yang diikrarkan seseorang sebelum menduduki posisi jabatan
tertentu. Tentu saja sumpah jabatan bisa hanya sekadar pemanis
bibir dan suara merdu di telinga, tanpa kesungguhan di dalam
hati.


Mazmur raja ini memuat ikrar seorang raja keturunan Daud untuk
menjadi pemimpin yang baik bagi umatnya. Pemazmur mulai dari
tekad raja untuk menjadi pribadi yang berintegritas (ayat 1-4).
Integritas seseorang berakar dari hubungan pribadinya dengan
Tuhan. Oleh karena itu, ukuran kesalehan adalah hidup tidak
bercela di hadapan-Nya serta memelihara ketulusan hati. Ini yang
disebut integritas hati (ayat 2). Selanjutnya raja bertekad
untuk mewujudkan integritas hati ke dalam sikap dan perbuatan
yang benar (ayat 3-4). Hal itu dimulai dari rumah tangga
kerajaan itu sendiri. Kata rumah di ayat kedua bisa menunjuk
kepada keluarga raja atau lebih luas lagi seluruh isi istana.
Bahkan bisa juga menunjuk kepada seluruh wilayah kerajaannya
(ayat 7).


Sikap raja yang peduli terhadap sikap dan perbuatan orang-orang yang
tinggal di dekat dan di sekitarnya merupakan sikap yang sangat
penting mengingat seringkali korupsi dan berbagai kejahatan
muncul dari orang-orang yang dekat dengan kekuasaan. Tekad raja
kemudian adalah menegakkan keadilan bagi seluruh rakyatnya (ayat
5-8). Raja akan membasmi kejahatan dari negerinya. Sebaliknya,
orang yang hidup benar dan tidak bercacat cela akan dibelanya.
Dengan demikian rakyat dituntut loyalitasnya kepada raja mereka
melalui sikap dan perbuatan yang benar dan tepat.


Setiap Kristen dalam batas tertentu adalah seorang pemimpin. Kita
masing-masing dipanggil untuk menjadi pemimpin yang
berintegritas tinggi, setia kepada kebenaran dalam sikap dan
perbuatan sehingga kita menjadi teladan bagi orang yang kita
pimpin.


Renungkan:
Kepemimpinan yang baik selalu mulai dari memberi diri dipimpin
oleh Tuhan.

Scripture Union Indonesia © 2017.