Arti kehadiran-Mu
Ada satu persamaan ketika kita membaca kisah pertobatan para
hamba Tuhan, yaitu kehadiran Tuhan yang mengubah kehidupan
mereka. Namun, kehadiran Tuhan dapat membawa dampak berbeda bagi
orang-orang yang menolak-Nya.
Sudah tiba waktunya Tuhan hadir di atas bumi. Sudah tiba saatnya,
Ia memberitahukan diri-Nya di hadapan bumi dan semua isinya.
Saat Ia hadir, keadilan dan hukum Tuhan diwartakan (ayat 2,6).
Saat Ia datang, tidak ada satu pun ciptaan-Nya yang tahan
menghadapi-Nya. Semua benda-benda alam bukanlah tandingan-Nya
apalagi para musuh Allah (ayat 3-5). Mereka akan hangus dalam
murka-Nya. Murka itu ditujukan-Nya kepada orang-orang yang
terus-menerus menolak melakukan hukum-hukum-Nya (ayat 7), yang
lebih menyukai sesembahan palsu. Orang-orang seperti itu akan
melihat siapakah Allah yang sejati. Penyataan kemuliaan Allah
yang sejati itu akan membuat mereka malu.
Dampak kehadiran Tuhan juga dirasakan oleh umat-Nya. Kehadiran Tuhan
justru membuat mereka bersorak-sorai. Ketaatan umat Tuhan
melakukan perintah Tuhan dalam suasana penyembahan palsu kini
diganjar-Nya dengan kehormatan. Kesusahan yang dipikul umat-Nya
digantikan-Nya dengan sukacita (ayat 8). Saat para musuh Allah
dihukum, umat-Nya justru dibela-Nya (ayat 10-11). Bagi umat-Nya,
masa kesusahan telah pergi, masa sukacita kini datang (ayat 12).
Taat melakukan perintah Tuhan dalam masyarakat yang tidak mengenal
hukum-Nya memang sulit. Namun, kesulitan itu segera sirna saat
kita mengizinkan Tuhan hadir. Kehadiran Tuhan membawa
pengharapan bagi kita sehingga kita tetap bisa bersukacita dan
bersyukur dalam keadaan sulit. Tidak untuk selamanya, Tuhan
membiarkan kita menderita dalam kecaman musuh. Meski saat ini,
kita belum melihat Tuhan menghukum mereka, namun waktu itu akan
tiba.
Renungkan:
Sudahkah Anda meminta Ia hadir dalam hidup Anda?