Di balik kemuliaan Tuhan
Pemazmur mengajak umat Tuhan untuk menyanyikan nyanyian baru
(ayat 1). Nyanyian baru itu dihubungkan dengan peperangan yang
dimenangkan Allah. Kepahlawanan Tuhan itu meliputi keselamatan
yang telah dilakukan-Nya bagi umat-Nya pada masa lalu (ayat
2,3), dan kekuasaan-Nya yang telah mengalahkan semua allah dari
segala bangsa (ayat 4,5). Kemuliaan Tuhan akan hadir kembali
dalam bait suci (ayat 6) serta peribadahan umat-Nya (ayat 8,9).
Kini, pemazmur mengajak umat-Nya untuk mengabarkan kemuliaan Tuhan
ke seluruh bangsa di bumi. Umat-Nya akan menjadi saksi kemuliaan
Tuhan dinyatakan. Kemuliaan Tuhan akan merambah dalam
pemerintahan semua bangsa di bumi dan mempengaruhi berbagai
kebijakan dan keputusan politis bangsa-bangsa (ayat 10a). Bukan
lagi hukum dunia yang akan menjadi standar hukuman melainkan
kebenaran Tuhan Allah yang akan menjadi acuannya (ayat 10b).
Perubahan acuan itu menyebabkan pemulihan menyeluruh, yakni
pemulihan hidup umat Tuhan dan bangsa-bangsa serta alam semesta
(ayat 11,12).
Kemuliaan Tuhan bagaikan matahari yang bergerak secara perlahan
membersihkan langit yang gelap. Sebagaimana matahari membawa
pencerahan dan perubahan suasana demikianlah kemuliaan Tuhan
menyatakan terang ilahi. Ketika terang ilahi itu datang maka
kejahatan di bumi pun akan terlihat dan terbongkar (ayat 13).
Penghakiman Tuhan turut menyertai kemuliaan-Nya. Penghakiman
Tuhan itu adil, yaitu Ia akan menghakimi yang orang yang berbuat
kesalahan dan menyelamatkan umat-Nya yang setia melakukan
kebenaran.
Bagi orang yang tidak percaya, kemuliaan Tuhan adalah bencana sebab
kejahatan mereka akan terungkap. Bagi orang percaya, kemuliaan
Tuhan mendatangkan penghakiman yang memunculkan kebenaran ilahi.
Ingatlah:
Di hadapan Tuhan, tidak ada kejahatan yang dapat tetap
tersembunyi.