Beri penghormatan bagi-Nya
Hidup selalu diperhadapkan dengan pilihan-pilihan. Salah satunya
adalah memilih untuk menyembah dan mengabdi kepada Tuhan, atau
memilih untuk hidup bagi diri sendiri dan menolak Dia berdaulat
atas hidup ini.
Seolah pendidik yang piawai, pemazmur membimbing umat Tuhan untuk
memuji membesarkan Allah (ayat 1-2) lewat dua pendekatan.
Pertama, melalui pendekatan positif. Mazmur ini menegaskan bahwa
Allah adalah Raja atas alam semesta dan segala isinya (ayat
3-5). Maka semua makhluk harus tunduk kepada-Nya. Pemazmur
kemudian menegaskan bahwa Raja penguasa seluruh isi dunia ini
telah bertindak secara khusus menggembalakan umat Israel
(ayat 7). Umat telah merasakan dan mengalami tuntunan dan
pemeliharaan-Nya. Seharusnya pengabdian umat dilakukan sebagai
ucapan syukur atas kebaikan-Nya. Oleh karena Tuhan adalah Raja
dan Gembala, maka memberikan penyembahan yang semarak dan tulus
kepada-Nya adalah respons wajar umat Tuhan (ayat 7).
Kedua, melalui pendekatan negatif. Mazmur ini memberi peringatan
keras terhadap bahaya pengerasan hati seperti yang dilakukan
oleh nenek moyang Israel di Meriba dan Masa (ayat 8-11; band.
Ibr. 3:7-12). Akibat sikap hati yang tidak mau mengakui Allah
sebagai Tuhan yang berdaulat dalam hidup mereka, Allah harus
menghukum keras mereka dengan tidak mengizinkan mereka masuk ke
Tanah Perjanjian.
Meninggikan Tuhan dalam disiplin rohani kita setiap waktu adalah
prinsip yang paling tepat untuk menghindarkan diri dari bahaya
pengerasan hati. Disiplin rohani menyembah, memuji, mengucap
syukur, berdoa, dan membaca firman Tuhan adalah sikap dan
tindakan yang serasi dengan kedaulatan dan kebaikan Allah.
Apabila kita mengizinkan Roh-Nya menumbuhkan sikap dan tindakan
tersebut dalam hidup kita, kita akan mengalami suasana
perhentian dalam hati kita.
Responsku:
----------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------