Gentar akan Tuhan
Pernah merasa takut dan gentar? Terhadap apa dan mengapa timbul
perasaan demikian? Biasanya manusia takut terhadap sesuatu yang
membahayakan dirinya atau terhadap seseorang yang jauh lebih
berkuasa daripadanya. Jika Allah melalui tindakan-Nya
membebaskan Israel dari perbudakan Mesir terbukti baik adanya,
mengapa kini Israel takut dan gentar?
Allah yang baik itu juga adalah Allah yang dahsyat meng-gentarkan.
Penyataan kedahsyatan Allah itu datang melalui gejala-gejala
alam yang mematikan (ayat 18). Penyataan ini terjadi sesudah
Allah memberi sepuluh hukum-Nya kepada umat perjanjian-Nya. Ini
untuk menegaskan bahwa Allah menuntut umat tidak bermain-main
dengan kasih, perjanjian, dan hukum-hukum-Nya. Memang Israel
sudah menguduskan diri mereka sesuai perintah Tuhan sebelum
Tuhan menyatakan diri-Nya di hadapan mereka (ayat 19:10-15).
Namun, pengudusan itu harus terus-menerus dilakukan dan bukan
hanya secara ritual atau lahiriah semata melainkan dalam seluruh
aspek hidup mereka.
Dalam peristiwa ini Israel tidak tahan dan meminta Musa saja
mewakili mereka (ayat 20:19). Memang tidak ada orang yang mampu
menghampiri hadirat Tuhan karena dosa-dosanya. Namun, di dalam
Tuhan Yesus orang beriman dimungkinkan untuk mendekat ke hadirat
Allah sebab dosa-dosanya telah ditutupi oleh korban
keselamatan-Nya secara sempurna (Ibr. 12:18, 19, 24). Dalam
hidup sehari-hari kini kita menghayati setiap perjalanan di
hadapan hadirat-Nya. Kita sekaligus menghayati rasa akrab dari
kasih-Nya dan rasa gentar ka-rena kedahsyatan-Nya. Kepekaan akan
sifat-sifat Allah itu membangkitkan sikap hidup yang bersuasana
tunduk dan menyembah Dia senantiasa.
Ingat:
Orang yang belum mengalami pembaruan hidup gentar dan menghindar
dari Allah. Orang yang sedang mengalami pembaruan dari-Nya
gentar dan hormat dalam dekapan kasih-Nya.