Jauhi iri hati
    Hal yang membuat terjadinya dosa pertama yang adalah iri hati. 
    Hawa iri hati melihat Tuhan berdaulat atas dirinya. Ketika Iblis 
    melalui ular menipu Hawa dengan mengatakan bahwa setelah makan 
    buah ia akan menjadi sama seperti Allah, Hawa segera memakannya.
Dalam masyarakat majemuk yang memungkinkan orang-orang yang berbeda 
    hidup berdekatan, iri hati bisa menjadi dosa besar. Perintah 
    kesepuluh ini menekankan pen-tingnya menjaga hati dari motivasi 
    salah. Menginginkan sesuatu tidaklah salah. Yang salah adalah 
    menginginkan sesuatu yang bukan haknya. Dosa ini bisa berkait 
    atau menyebabkan dosa-dosa lainnya seperti mencuri, membunuh, 
    berzina, dll. Berbagai kejahatan keji sebenarnya bersumber dari 
    sikap hati yang iri dan menginginkan hak orang lain. Dosa ini 
    identik dengan tidak menghargai batas-batas diri dan orang lain.
Perintah kesepuluh ini menunjukkan bahwa Perjanjian Lama memberikan 
    penekanan yang seimbang antara dosa perbuatan dan dosa 
    pikiran/hati. Peristiwa saat Allah mengingatkan Kain akan 
    perasaan marah dan cemburunya terhadap Habil memperlihatkan dosa 
    sudah terjadi ketika masih direncanakan (Kej. 4:5-7). Perintah 
    ini menegaskan bahwa kecenderungan dosa selalu dimulai dari 
    pikiran dan hati yang tidak kudus. Oleh karena itu, menjaga 
    pikiran dan hati dari hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan 
    merupakan keharusan. Perintah ini juga menekankan pentingnya 
    rasa puas dan syukur untuk anugerah Tuhan atas hidup ini 
    sehingga tidak mudah iri hati melihat keadaan orang lain.
Iri hati muncul ketika seseorang tidak menyadari anugerah Tuhan 
    sudah melimpah dalam hidupnya. Ia merasa Tuhan lebih memberkati 
    orang lain daripada dirinya sendiri. Hal ini sama dengan tidak 
    memercayai janji Tuhan bahwa Ia pasti memberikan sesuatu yang 
    terbaik untuk hidupnya.
Renungkan:
    Memiliki Tuhan dalam hidup kita berarti kita memiliki 
    segala-galanya. Dalam terang ini, tidak ada alasan apa pun 
    untuk iri hati terhadap orang lain.