Menghargai milik orang
Kini penjarahan, perampasan hak dan pengambilalihan benda milik
orang lain lebih sering kita dengar daripada orang yang
menghargai sesamanya dan milik mereka. Ini menunjukkan rendahnya
rasa saling menghargai sesama.
Perintah kedelapan ini dimaksudkan Tuhan supaya Israel mampu
menghargai harta yang menjadi hak milik sesamanya dan dapat
mempertanggungjawabkan harta miliknya sendiri. Dasar perintah
kedelapan ini adalah harta merupakan anugerah dari Tuhan. Harta
adalah pemberian Tuhan sehingga umat-Nya berkewajiban menjadikan
harta itu sebagai alat anugerah Tuhan. Orang yang menghargai
Tuhan dan berkat-berkat-Nya tidak akan mengambil harta yang
bukan miliknya, tidak juga hak orang lain, sebaliknya dengan
rela membagi berkat dengan sesamanya. Memperhambakan diri
terhadap harta berarti juga melanggar perintah kedua, yaitu
larangan menyembah berhala.
Tindakan pelanggaran terhadap perintah kedelapan ini dapat beragam
bentuknya mulai dari pencurian secara materi (Kel. 22:1-4),
penyalahgunaan waktu, pemakaian fasilitas umum yang tidak
bertanggung jawab, pemanfaatan koneksi, katabelece, dan yang
bersifat nepotis, sampai kepada perbuatan korupsi dan
manipulasi. Berbagai tindakan menahan hak orang lain pun
merupakan tindakan pencurian yang dibenci oleh Tuhan (Im. 19:11,
13; Ul. 24:14). Ingatlah bahwa Tuhan sendiri yang akan menjadi
pembela orang tertindas, janda dan kaum miskin.
Paulus mengajarkan anak-anak Tuhan untuk bekerja keras dan menikmati
hasil jerih lelahnya sendiri dan bukan mencuri (2Tes. 3:7-8).
Kewajiban kita adalah berkarya untuk membangun kehidupan yang
lebih baik. Tanggung jawab kita adalah menyejahterakan sesama
kita dengan berkat yang kita terima dari Tuhan.
Responsku:
Aku akan menjadi penatalayan yang baik atas semua harta yang
Allah percayakan kepadaku dan tidak merugikan hak sesamaku.