Hanya Dia Allahku!
Seorang ibu menuntut hak asuh anak kandungnya dari sebuah
keluarga yang mengadopsi anaknya. Ketika anak itu diminta
memilih siapa orang tua yang ia inginkan, serta-merta anak itu
memilih keluarga yang telah mengasuhnya. Ia berkata, "Mereka
adalah orang tua sejatiku. Mereka telah mengasihiku, mengasuhku,
dan memberikan semua kebutuhan hidupku."
Sepuluh perintah Allah dimulai dengan fakta tindakan Allah dalam
sejarah bangsa Israel. Allah telah membebaskan mereka dari
perbudakan di Mesir (ayat 2). Dengan demikian, Ia adalah pemilik
sejati umat-Nya. Tuntutan-Nya agar Israel hanya menyembah Dia
(ayat 3) adalah tindakan yang selayaknya. Perintah pertama ini
memang wewenang Allah dan kewajiban Israel untuk menaatinya.
Israel seharusnya berkata, "Engkau adalah Allah kami. Engkaulah
pemilik, penebus, dan pembebas hidup kami. Hanya Engkaulah Allah
dan tidak ada Allah yang lain lagi."
Perintah agar jangan ada allah lain di hadapan Allah Israel bukan
lahir dari teori keesaan Allah (monoteisme) melainkan dari
kenyataan bahwa hanya Dialah satu-satunya Allah. Israel sudah
menyaksikan fakta ini ketika mereka melihat satu per satu dewa
dewi Mesir hancur tidak berdaya menghadapi Allah mereka. Oleh
karena itu, Allah berhak menerima ketaatan dan kesetiaan total
dari bangsa Israel.
Ada perbedaan prinsip antara penyembahan Allah Israel dengan
monoteisme. Monoteisme bukan kebenaran teoritis yang harus
dibuktikan dengan berbagai argumentasi logis. Kebenaran monoteis
muncul dari penyataan Allah dalam firman-Nya dan pengalaman anak
Tuhan bersama Dia. Bagi umat Allah yang sudah mengalami
penebusan Yesus dan pembebasan-Nya dari belenggu dosa, tak ada
yang lebih pantas daripada menyatakan dan mewujudkan loyalitas
tunggal kepada-Nya, satu-satunya Allah dan penyelamat.
Camkan:
Menduakan Allah adalah mengingkari karya-Nya dalam hidup kita!