Keluaran 19:14-25

Bertemu yang Mahakudus
Ada dua cara seorang raja berkunjung ke wilayah kekuasaannya
untuk bertemu dengan rakyatnya. Secara incognito, yaitu ia
datang tanpa upacara dan pakaian resmi agar ia dapat langsung
membaur dengan rakyatnya. Atau, dengan segala kemegahan dan
kebesaran seorang raja untuk menyatakan status dirinya sebagai
pemilik dan penguasa.


Kepada Israel yang sudah menyatakan komitmen mereka untuk
mengikatkan diri mereka kepada-Nya dalam Perjan-jian Sinai (ayat
9), Allah datang dengan kedahsyatan hadirat-Nya. Allah
menyatakan kedahsyatan diri-Nya melalui berbagai gejala alam,
seperti gempa bumi, petir, dan awan pekat yang menggentarkan
Israel. Melalui kejadian-kejadian itu, Israel sadar diri sebagai
makhluk fana yang gentar menghadap Allah Sang Penguasa bumi dan
segala isinya (ayat 16-18). Suasana surgawi karena suara
sangkakala yang keras menyatakan bukti bahwa Allah adalah Sang
Raja surga dan bumi. Sebagai raja, Allah berhak menuntut umat-Nya
taat melakukan kehendak-Nya. Sebagai umat-Nya, Israel tunduk
mengikuti perintah-Nya. Melalui Musa, Allah terus-menerus
mengingatkan Israel agar mempertahankan kekudusan sebab itulah
syarat untuk layak menyambut Allah (ayat 10-15; 21-22).


Mengapa Allah datang dengan segala kemegahan-Nya? Karena Ia ingin
umat-Nya melihat dan menyadari kebesaran Allah sehingga tidak
sembarangan bersikap saat mereka menghampiri Dia. Kekudusan
Allah menyebabkan tidak seorang pun yang mampu bertahan
berhadapan langsung dengan-Nya. Itu sebabnya Musa dijadikan
Allah perantara agar umat-Nya dapat mendengar dan mendekat
kepada-Nya (ayat 9). Bagi kita pengantara satu-satunya adalah
Tuhan Yesus. Karena Tuhan Yesus, kita didekatkan dengan Allah
dan dilayakkan masuk ke hadirat-Nya. Di dalam Kristus Yesus kita
dikuduskan.


Camkan:
Tanpa pengudusan Kristus tidak seorang pun dapat melihat Allah
(Mat. 5:8).

Scripture Union Indonesia © 2017.