Andalkan kasih setia Tuhan!
    Tantangan dan persoalan dalam kehidupan manusia adalah wajar 
    bagaikan kerikil-kerikil yang mengganggu langkah-langkah 
    perjalanan hidup. Ketidakpercayaan kepada Allah dapat membuat 
    kita memandang perintang-perintang kecil itu seolah-olah 
    batu-batu besar.
Israel yang berada di padang gurun Masa dan Meriba, sedang mengalami 
    kekurangan air minum dan mereka juga harus menghadapi bangsa 
    Amalek. Ketiadaan air minum merupakan masalah "kecil" di hadapan 
    Allah. Namun, menurut Israel, hal ini bagaikan batu besar karena 
    mereka kurang percaya. Israel tidak mengingat perbuatan besar 
    yang Allah telah perbuat bagi mereka, yakni membebaskan mereka 
    dari perbudakan Mesir dan menyertai perjalanan mereka bahkan 
    mencukupi kebutuhan jasmani mereka selama berada di padang gurun 
    (ayat 5-6).
Kendati demikian, Allah terus menunjukkan kasih setia-Nya. Ia tetap 
    menyertai Israel ketika mereka berperang melawan bangsa Amalek 
    (ayat 8-12). Allah berperang melawan musuh umat-Nya, bahkan Ia 
    membuat bangsa Amalek terhapus dari muka bumi (ayat 13-14). 
    Kemenangan ini bukan disebabkan oleh kekuatan atau persenjataan 
    Israel melainkan semata-mata karena kuasa Allah. Indahnya 
    kemenangan yang Allah berikan terlihat dari ketaatan Israel pada 
    firman-Nya dan kerja sama mereka yang saling menopang. Yosua 
    yang memimpin Israel berperang melawan Amalek, sementara Musa 
    dibantu dan ditopang oleh Harun dan Hur berdoa dengan tekun dan 
    bersehati.
Kita orang beriman pun bagaikan musafir-musafir yang sedang menuju 
    pengenapan janji-janji Tuhan. Berbagai kesulitan fisik serta 
    tantangan mental-spiritual Ia izinkan menghadang. Maksud Tuhan 
    adalah agar kita beroleh kesempatan membuktikan bahwa Ia adalah 
    Allah yang patut sepenuhnya kita andalkan dan percayai.
Responsku:
    Aku akan memahsyurkan Allah karena kesetiaan dan karya-Nya dalam 
    hidupku.